Dukung Kreatifitas Disabilitas, Aston Sidoarjo Adakan Pelatihan Batik Ciprat
SIDOARJO_WARTAINDONESIA.co – Keterbatasan fisik bukanlah sebuah halangan bagi penyandang disabilitas untuk terus melakukan aktifitas dan berkarya memberikan hal hal yang terbaik buat orang lain.
Hal ini disampaikan oleh GM Aston Sidoarjo City Hotel & Conference Center, David Eko Susanto dalam kegiatan pelatihan Batik Ciprat bersama Disabilitas pada Sabtu, (04/03/23) di Kayana Restaurant.
“Semua orang berhak mendapatkan pendidikan dan fasilitas yang sama. Termasuk, penyandang disabilitas untuk melakukan aktifitas,” kata David.
Untuk itu, lanjut David, sebagai bentuk dukungan dan support terhadap disabilitas agar bisa terus berkarya, Aston Sidoarjo bekerjasama Komunitas Australia Global Alumni menggelar kegiatan pelatihan Batik Ciprat.
“Kegiatan ini, bertujuan untuk memfasilitasi dan memberdayakan kelompok disabilitas di bidang kewirausahaan dan ketenagakerjaan. Melalui kegiatan ini, para peserta membuktikan bahwa kekurangan fisik tidak menjadi batasan untuk terus berkarya,” terangnya.
Peserta kelas Batik Ciprat yang merupakan penyandang disabilitas dengn keterbatasan sensorik, fisik, intelektual dan disabilitas mental terlihat antusias dan semangat mengikuti semua rangkaian kegiatan hingga mengikuti praktik membuat batik ciprat.
Sedangkan untuk proses pembuatan Batik Ciprat ini terdiri dari beberapa tahapan. Pertama melapisi kain dengan cairan lilin berwarna. Kemudian tunggu kain hingga kering, lalu baru bisa mencipratkan cairan lilin dengan menggunakan kuas dan lidi.
Edy Cahyono, selaku pendiri Yayasan Rumah Kinasih mengatakan bahwa, dengan mencipratkan larutan lilin ke lembaran kain katun, peserta lebih mudah untuk meluapkan kreativitasnya. Terutama bagi penyandang disabilitas mental, mereka dapat meluapkan emosi nya melalui Batik Ciprat ini.
Abdul Majid selaku anggota Australia Global Alumni menjelaskan bahwa, kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Serta, memperkuat hubungan antara Indonesia dan Australia.
“Terkait kegiatan pelatihan batik ciprat ini, dengan harapan kita bisa membangun kemandirian kawan – kawan disabilitas melalui kegiatan sosial seperti ini,” pungkas Abdul.
Kegiatan ini bertujuan dapat menjadi wadah para penyandang disabilitas untuk menciptakan ladang usaha dan meluapkan potensi kreativitas yang dimiliki. Program D-Link Project termasuk menjadi 25 proposal terbaik dan mendapatkan pembiayaan penuh melalui pemerintah Australia melalui skema hibah Alumni Grant Scheme / 2022 AGS Round 02 yang diadministrasikan oleh Australia Award Indonesia atau AAI. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Dwito