
Gandeng Dinkes Kabupaten Kediri, Program Pengmas UNAIR Fokuskan Penurunan AKI dan AKB
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Dalam rangka turut ambil bagian menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di wilayah Kabupaten Kediri, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan program Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas).
Diketuai oleh Prof. Dr. Nyoman Anita Damayanti, drg., MS. Pengmas kali ini melibatkan tiga dosen anggota yaitu Prof. Dr. Ratna Dwi Wulandari, SKM, MKes, Eny Qurniyawati, S.ST, M.Kes, M.Epid, Dr. Wahyul Anis, S.Keb., Bd., M.Kes dan sejumlah mahasiswa serta bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri.
Ketua Tim Pengabdian, Prof. Dr. Nyoman menyampaikan bahwa, program ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung pencapaian target RPJMN 2020-2024 dan RPJMD Provinsi Jawa Timur dalam menurunkan AKI dan AKB.
Menurut data Badan Pusat Statistik (2023), Indonesia telah mencatat penurunan signifikan dalam lima tahun terakhir, dengan AKI turun dari 194 menjadi 173 per 100.000 kelahiran hidup, dan AKB menurun dari 23,2 menjadi 19,5 per 1.000 kelahiran hidup.
“Namun, meskipun Jawa Timur memiliki angka AKI lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional, yaitu 184 per 100.000 kelahiran hidup, angkanya masih jauh dari target provinsi sebesar 94,42 per 100.000 kelahiran hidup,” ucap Prof. Nyoman melalui rilisnya pada Senin, (21/10/24) di Surabaya.
Menurut Prof. Nyoman, Kabupaten Kediri dipilih sebagai lokasi kegiatan pengabdian karena masih tingginya AKI dan AKB di wilayah tersebut. Tahapan kegiatan pengabdian ini meliputi rapat internal, audiensi dengan mitra dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, pelatihan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) bagi kader kesehatan dan volunteer pendampingan ibu, serta monitoring dan evaluasi.
Untuk audiensi program telah dilakukan pada Senin, 29 April 2024 lalu. Sedangkan, pelatihan terselenggara secara hybrid pada Jumat, 11-12 Juli 2024 lalu. Dimana, peserta pelatihan terdiri dari delapan kabupaten dan kader kesehatan dari 37 puskesmas di wilayah Kediri.
“Pelatihan ini berfokus pada peningkatan keterampilan kader dalam mendampingi ibu hamil, ibu nifas, dan ibu balita melalui pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP),” terangnya.
Melalui pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan volunteer dan kader kesehatan dalam melakukan komunikasi. Dan terbukti efektif ditunjukkan dengan peningkatan pengetahuan peserta yang diukur melalui pre-test dan post-test.
“Pada pre-test, nilai rata-rata peserta mencapai 56,71, sementara pada post-test, rata-rata meningkat menjadi 79,14, menunjukkan kenaikan pengetahuan sebesar 22,43%,” tandasnya.
Selain pemaparan materi, kegiatan pelatihan juga dilakukan dengan roleplay atau simulasi sebagai praktik komunikasi langsung kepada sasaran pendampingan nantinya. Simulasi ini membantu peserta untuk melatih keterampilan menyampaikan informasi kesehatan dengan cara yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat.
Sedangkan, untuk monitoring dan evaluasi terhadap program ini dilaksanakan pada Kamis, 08 Agustus 2024 lalu. Peningkatan nilai rata-rata hasil post-test menunjukkan bahwa pelatihan ini berhasil memperkuat pemahaman kader dan volunteer dalam mendampingi ibu dan bayi.
“Hasil ini diharapkan dapat berkontribusi pada penurunan AKI dan AKB di Kabupaten Kediri, selaras dengan target nasional dan provinsi,” pungkas Prof. Nyoman. (*)
- Pewarta : Tulus Widodo
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Dwito