SUN Energy Dukung Industri Hijau di Jawa Timur Lewat Solusi Keberlanjutan Terintegrasi
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Sebagai perusahaan pengembang proyek energi surya terkemuka, SUN Energy terus berkomitmen memperluas akses terhadap energi terbarukan melalui layanan terintegrasi.
Hal tersebut disampaikan Oky Gunawan selaku Chief Sales Officer SUN Energy saat menggelar Media Gathering pada Kamis, (11/12/25) di Surabaya dengan dihadiri KepalaBidang Pemberdayaan Industri Disperindag Provinsi Jawa Timur, Drs. Arif Khamzah.
Mengusung tema “Dekarbonisasi Industri Menuju Net Zero Emissions 2060”, SUN Energy penyedia layanan Sustainability-as-a-Service bagi sektor industri, menegaskan perannya sebagai mitra strategis bagi industri dan Pemerintah dalam mendorong percepatan penerapan Standar Industri Hijau (SIH) di provinsi Jawa Timur.

Sebagai pusat manufaktur terbesar kedua di Indonesia, Jawa Timur memiliki struktur ekonomi yang didominasi oleh sektor Industri Pengolahan dengan kontribusi 31,16% pada Triwulan III-2025 terhadap perekonomian daerah.
Oky Gunawan menyampaikan bahwa, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman masyarakat mengnai arah kebijakan pemerintah dlam mendukung industri hijau serta berkolaborasi lintas sector dlam mewujudkan target dekarbonisasi nasional.
“Hal ini semakin menggambarkan kebutuhan energi industri yang tinggi, sehingga percepatan transisi energi menuju operasional rendah karbon dan pemenuhan Standar Industri Hijau (SIH) menjadi agenda penting dan faktor penentu daya saing industri regional,” ucap Oky Gunawan.
Hingga 2025, lanjut Oky, SUN Energy telah mengimplementasikan lebih dari 40 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) industri di Jawa Timur dengan kapasitas terpasang lebih dari 40MW. Secara estimasi, setiap tahun pengoperasian PLTS ini menghasilkan lebih dari 36 juta kWh listrik bersih per tahun, menurunkan lebih dari 28.000 ton emisi CO₂, atau setara dengan penanaman lebih dari 467.000 pohon.
Lima sektor teratas dari pertumbuhan mitra bisnis yang cukup pesat diantaranya berasal dari sektor industri kertas, Fast Moving Consumer Goods (FMCG), komponen otomotif, plastik dan packaging, serta pengolahan kayu.
Drs. Arif Khamzah menjelaskan, untuk memperkuat daya saing industri manufaktur, Jawa Timur telah mengambil langkah proaktif dalam mempercepat transformasi menuju operasional yang lebih efisien dan rendah emisi. Sejak 2023,
“Pemerintah Provinsi Jawa Timur membentuk Forum Industri Hijau Jatim sebagai wadah kolaborasi lintas pemangku kepentingan,” terang Arif.
Menurut Arif, inisiatif ini diposisikan untuk memperkuat implementasi SIH, mendorong efisiensi energi, serta memastikan industri lokal siap menghadapi tekanan regulasi dan pasar global seperti CBAM Uni Eropa, yang menuntut transparansi jejak karbon produk industri, Kenaikan tuntutan sustainability compliance dari pembeli global dan Persiapan menuju Indonesia ETP (Emission Trading System) dan kebijakan dekarbonisasi nasional, termasuk Net Zero 2060 dan RAN-GRK.
Drs. Arif Khamzah juga menegaskan pentingnya langkah kolektif ini. Industri Hijau memberikan arah yang jelas bagi industri untuk meningkatkan efisiensi energi, mengurangi emisi, dan memperkuat daya saing.
“Kami terus mendorong percepatan implementasi Industri Hijau sebagai fondasi transformasi industri di Jawa Timur yang berkelanjutan. Sertifikasi industri 1 hijau kini bukan sekedar kewajiban, tetapi akan menjadi parameter daya saing produk global berorientasi ekspor dan keberlangsungan industri di masa mendatang,” ungkapnya.
Menanggapi arah kebijakan tersebut, SUN Energy memposisikan diri sebagai katalis transformasi industri dengan menyediakan solusi keberlanjutan terintegrasi. Sektor industri perlu melakukan transformasi industri agar mampu bertahan di tengah daya saing industri yang kian kompetitif, baik di tingkat lokal maupun global.
Berawal dari penyedia solusi energi surya, SUN Energy kini melengkapi layanannya sebagai Perusahaan Sustainability-as-a-Service yang menjamin penurunan emisi, efisiensi biaya, dan kepatuhan SIH melalui satu ekosistem terpadu, melalui energi surya, sistem penyimpanan baterai, pengelolaan air, serta elektrifikasi kendaraan operasional. Ini adalah langkah paling pragmatis bagi pelaku industri Jawa Timur. (*)
- Pewarta : Tulus Widodo
- Foto : Tulus
- Penerbit : Rizal IT