
One Global Capital: Ekonomi Global Tahun 2025 Dipredikasi Mengalami Perlambatan
JAKARTA_WARTAINDONESIA.co – One Global Capital. Ekonomi global pada tahun 2025 diprediksi akan mengalami perlambatan. Hal ini terlihat dari berbagai tantangan, seperti kebijakan moneter yang ketat, konflik regional dan proteksionisme.
Prediksi terkait pasar properti di Australia tersebut disampaikan oleh Iwan Sunito selaku Founder One Global Capital platform modal dan dana pada Jumat, (21/02/25) melalui rilis resminya di Jakarta.
“Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global berkisar 2,7%, sementara Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global stagnan di angka 3,2%. Kondisi ini ditengarai akan mempengaruhi pasar properti Investasi global,” kata Iwan.
Menurut Iwan, kenaikan biaya konstruksi yang cukup drastis, membuat banyak proyek apartemen dikembangkan di luar prime location, sementara pelemahan pasar perkantoran dan industri terjadi di seluruh dunia.
Mengutip riset Savills, pasar perkantoran Hongkong dan China turun hingga 35%, Sedangkan tingkat kekosongan perkantoran di Indonesia yang mencapai 25%, sepadan dengan pasar perkantoran New York, Los Angeles, Jepang, Vietnam, dan Hong Kong.
“Bahkan, Savills menyebut pasar perkantoran Hong Kong menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan tingkat kekosongan yang mencapai rekor tertinggi dan penurunan sewa sebesar 40% sejak 2019,” terangnya.
Hal serupa pun terjadi di Australia. Data dari CoreLogic dan PropTrack yang menggunakan dua metodologi berbedamenunjukkan, pada Desember 2024, nilai properti hunian di Australia mengalami penurunan bulanan pertama dalam dua tahun terakhir.
“Industri properti di Australia saat ini sedang mengalami kontraksi yang sangat berpengaruh pada kondisi pasar. Hal ini terlihat dari terjadinya pelemahan auction rate di Australia pada awal tahun 2025,” tegasnya.
Tingkat penjualan lelang atau auction rate Australia di tahun 2025, diprediksi berada di kisaran menengah, di mana sebagian besar pakar memperkirakan terjadi sedikit pelunakan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Meningkatnya biaya konstruksi hingga 30% dalam 5 tahun terakhir, kenaikan suku bunga hingga 3 kali, melunaknya pasar pembeli serta menurunnya jumlah imigran dari China turut mempengaruhi kondisi saat ini.
Di lain pihak, Direktur Riset SQM, Louis Christopher memprediksi permintaan perumahan (hunian) di Sydney akan mengalami penurunan, meskipun terjadi pertumbuhan populasi dan kekurangan unit hunian (backlog) yang besar.
“Turunnya permintaan hunian tersebut menjadi tanda bahwa ekonomi semakin melemah dan calon konsumen menjadi lebih ragu untuk membeli. Terlebih lagi, pertumbuhan ekonomi yang lesu selama tahun 2024 dan pertumbuhan ekonomi Australia yang lebih lambat dari peningkatan populasi, sebagai penyebab utama,” tandas Christopher.
Namun, hal yang menarik adalah One Global Capital terus mengalami akselerasi atas Branded Resort and Residences nya. Ini menegaskan bahwa meskipun pasar residential mengalami perlambatan, namun di sisi lain pasar dengan konsep resorts and residences atau mixed-use mengalami penguatan.
“Pembangunan One Global Capital Resorts and Residences tidak hanya akan menyediakan rumah tetapi juga akses ke layanan dan fasilitas eksklusif. Penghuni dapat menikmati fasilitas kelas satu seperti restoran, bar, layanan tata graha (housekeeping), pramutamu, perawatan hewan peliharaan, kolam renang, pusat kebugaran, spa dan banyak lagi,” ungakp Iwan.
Iwan Sunito bertekad untuk membawa merek One Global Resorts ke level berikutnya, bahkan saat ini pihaknya telah meningkatkan pengalaman menginap para tamu sebanding dengan hotel internasional mewah. Selanjutnya, berencana untuk melakukan akuisisi terhadap Hotel Skye Suites CBD untuk bisa menjadi bagian dari ekosistem One Global Resorts dan menjadi bagian dari rencana pertumbuhan di masa depan. (*)
- Pewarta : Angga DKI
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Rizal IT