
Fakultas Bahasa dan Seni Unesa Turut Optimalkan Wisata Unggulan Trenggalek
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Dalam rangka mengoptimalkan pariwisata di wilayah Trenggalek khususnya destinasi wisata unggulan yaitu Desa Wisata River Tubing, Tim Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengadakan pelatihan pembuatan konten digital untuk promosi.
Ketua Tim Asrori, S.S., M.Pd menyampaikan bahwa, Desa Wisata River Tubing yang berada di Watu Kandang Pandean Trenggalek ini menjadi destinasi wisata yang diperhitungkan dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
“Oleh karena itu, pelatihan ini penting dilakukan. Mengingat, potensi desa yang cukup bagus untuk terus dikembangkan dan dikenal luas masyarakat,” ucap Asrori, Senin, (26/09/22).
Menurut Asrori yang juga menjabat ketua Kantor Urusan Internasional (KUI) UNESA, pelatihan ini dilakukan secara bertahap sejak April hingga September 2022 ini dengan melibatkan pengelola atau perangkat desa. Sebagai peserta merupakan pelaku usaha desa wisata tersebut.
“Desa Watu Kandang Pandean memiliki daya tarik tersendiri. Selain alamnya yang mempesona seperti river tubing dan air terjun misalnya, juga memiliki wisata budaya yang kuat seperti tabuh lesung hingga karawitan,” terangnya.
Selain itu, desa tersebut juga memiliki kuliner khas yang bikin pengunjung betah. Sehingga, membutuhkan media promosi yang handal dengan memanfaatkan media sosial atau digital.
Untuk Tim yang terlibat dalam kegiatan ini diantaranya Silvy Cinthia Adelia, S.S., M.A., Ephrilia Noor Fitriana, S.Hum., M.Hum., Lina Purwaning Hartanti, S.Pd., M.EIL., Nur Fauzia, S.S., M.Pd., Rahayu Kuswardhani, S.Pd., M.AppL.
“Sosial media juga berperan penting bagi para pelaku atau pengelola usaha, termasuk usaha yang bergerak di bidang wisata atau tourism attractions. Media sosial dapat digunakan sebagai media promosi, informasi, dan atraksi,” paparnya.
Pelatihan ini juga melibatkan mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Inggris yang sebelumnya telah melakukan internship di desa tersebut selama 3 bulan lamanya. Dan diharapkan melalui kegiatan pelatihan ini dapat meningkatkan keterampilan para pengelola atau perangkat desa dalam membuat konten promosi desa wisata di media sosial.
“Desa wisata itu kan dikenal orang dari mulut ke mulut, dari story atau pengalaman pengunjung yang dishare di medsos dan ini bisa kita optimalkan lagi kan lewat promosi pengelola itu sendiri,” pungkas Asrori.
Asrori menargetkan kegiatan ini menghasilkan luaran wajib berupa publikasi pada prosiding seminar internasional The 3rd ICSAL 2022. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Dwito