Gandeng Mentor, Geliat Airlangga Putuskan Mata Rantai Penyebaran Penyakit Menular
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Guna memutuskan mata rantai penyebaran penyakit menular dari ibu ke anak, Geliat Airlangga terus konsisten lakukan sosialisasi dengan memperkuat Triple Eliminasi bersama semua elemen terkait dan masyarakat.
Laura Navita selaku Tim Geliat Airlangga bidang Triple Eliminasi mengatakan bahwa, untuk memperkuat dan mengatasi Triple Eliminasi yang merupakan penyakit menular seperti Hepatitis, HIV dan Sifilis, Geliat Airlangga terus memperkuat peranan kolaborasi.
“Kali ini, kami menggandeng para mentor ahli dalam bidang kesehatan. Dengan harapan, informasi seputar Triple Eliminasi bisa tersampaikan dengan baik ke masyarakat,” kata Laura saat menggelar kegiatan bertema “Refreshment Mentor Triple Eliminasi” pada Selasa, (30/01/24) di Yello Hotel Surabaya.
Menurut Laura, strategi dan peran mentor dalam memperkuat Triple Eliminasi sangat diperlukan. Karena, mentor mampu mempengaruh dan memberikan informasi positif kepada masyatakat agar dapat ambil peran dalam penceghan penyakit menular.
Dalam kesempatan kegiatan Refreshment Mentor Triple Eliminasi dengan menghadirkan 35 mentor dari beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur, Geliat Airlangga juga menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yaitu Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, drg. Sulvy Dwi Anggraeni.
drg. Sulvy memaparkan terkait strategis eliminasi penularan HIV, Sifilis dan Hepatits B dari Ibu ke anak. Diantaranya, penemuan dan penanganan dini HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada ibu hamil secara aktif komprehensif berkesinambungan.
“Selain itu, respon cepat pada bayi atau anak untuk mencegah dan penanganan tuntas risiko infeksi HIV, Sifilis dan Hepatitis B,” terang drg. Sulvy.
Sedangkan, langkah strategis untuk memperkuat Triple Eliminasi lainnya adalah menetapkan menjadi program rutin, sederhana, mampulaksana sesuai kompetensi dan kewenangan. Serta, menumbuhkan komitmenpencegahandan pengendaliansecara efektifdan efesian yang terukur dalam sistem kesehatannasional dan daerahyang terintegrasi.
“Dan yang terakhir menghapus stigma dan diskriminasi secara rasional profesional. Sehingga, penyakit menular dari ibu ke anak bisa teratasi dengan baik,” ungkap drg. Sulvy. (*)
- Pewarta : Tulus Widodo
- Foto : Tulus
- Penerbit : Dwito