Konsentrator Oksigen Karya ITS, Bantu Atasi Krisis Oksigen
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Langkanya oksigen di Rumah Sakit maupun di masyarakat akibat meningkatnya kasus Covid-19, membuat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terketuk untuk kembali berinovasi menciptakan sebuah alat konsentrator oksigen.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng menyatakan bahwa, konsentrator oksigen atau Oxygen Concentrator ITS (OXITS) adalah sebuah alat yang dapat mengganti peran tabung oksigen.
“Sehingga, diharapkan dapat membantu atasi krisis oksigen yang sangat dibutuhkan masyarakat khususnya pasien Covid-19,” tutur Prof. Ashari saat mendemokan sekaligus soft launching OXITS di Gedung Rektorat ITS, Jumat, (06/08/21).
Ditempat yang sama, Fadlilatul Taufany ST PhD selaku Ketua Tim Riset OXITS menjelaskan, karena saturasi oksigen yang rendah dalam darah pasien positif Covid-19, mereka membutuhkan pasokan oksigen berkonsentrasi tinggi sementara kadar oksigen di udara hanya berkisar 21 persen.
“OXITS ini dapat menghasilkan oksigen murni di konsentrasi 93±3 persen atau minimal 90 persen,” terang Taufany.
Selain oksigen, lanjut dosen Departemen Teknik Kimia ITS ini, udara bebas juga mengandung nitrogen sekitar 78 persen dan sisanya gas-gas lain. Sedangkan, prinsip kerja OXITS sendiri ialah mengambil udara bebas dan memurnikannya dari kandungan nitrogen melalui teknologi pressure swing adsorption (PSA).
Dijelaskan juga, udara yang diserap oleh OXITS akan melalui filter terlebih dahulu guna menyaring partikel berukuran lebih dari 5 mikron. Lalu udara akan dikompresi untuk meningkatkan tekanan udara. Selama proses kompresi, mekanisme pendingin terus berjalan agar menjaga konsentrator dari overheating dan meningkatkan performa PSA.
“Nitrogen yang terkandung dalam udara akan diserap oleh filter zeolite untuk memurnikan udara. Terdapat dua unit kolom yang bekerja secara bergantian, yaitu kolom untuk menyerap nitrogen dan kolom yang mengeluarkan nitrogen yang terperangkap di zeolit. Zeolit pada OXITS ini dapat digunakan dalam jangka panjang,” tandasnya.
Udara yang telah bebas dari kandungan nitrogen akan disesuaikan dan diatur terlebih dahulu tekanan dan flow-nya dengan elektronik yang ada sebelum oksigen dialirkan. Inovasi OXITS telah sesuai dengan standar kesehatan WHO – UNICEF.
Rektor ITS berharap, OXITS ini dapat meringankan beban masyarakat yang sangat membutuhkan pasokan oksigen di masa pandemi. Semoga, karya ITS ini dapat membuat keadaan menjadi lebih baik dan pandemi dapat cepat berakhir. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Dwito