Pakar UNAIR : Era New Normal Merupakan Tantangan Baru Bagi Dunia Kerja
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Memasuki masa transisi New Normal, perusahaan dalam hal ini Human and Resources (HR) dan karyawan dituntut untuk dapat beradaptasi dengan pola kerja yang baru. Agar, kesehatan dan keselamatan tetap terjaga serta roda perekonomian dapat terus berjalan.
Hal tersebut juga menjadi topik pembahasan Dosen Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (FPsi UNAIR) Dimas Aryo Wicaksono, S. Psi., M. Sc dalam acara Webinar Human Capital: Preparing HC for New Normal and Beyond pada Minggu, 21 Juni 2020.
Dimas Aryo Wicaksono mengatakan bahwa, dunia kerja mendapat tantangan baru dalam beberapa aspek saat memasuki masa transisi New Normal. Dimana, perusahaan dan karyawan harus ada saling komitmen dalam hal perekonomian dan kesehatan.
“Masa new normal menjadi tantangan baru bagi perusahaan dan karyawan untuk saling peduli terutama dalam masalah kesehatan,” ucap Aryo saat mengelar dialog secara virtual, Minggu, (21/06/20).
“Perusahaan dituntut mampu menyeimbangkan perekonomian perusahaan dengan kesehatan karyawan. Dengan adanya keseimbangan tersebut, perusahaan dan karyawan dalam jangka panjang mampu bertahan dalam krisis,” tambahnya.
Tidak hanya perusahaan, lanjut Aryo, karyawan juga dituntut lebih adaptif dengan perubahan seperti pengembangan skill teknologi dan disiplin kesehatan. Aryo menegaskan kesehatan karyawan tidak hanya kerkutat pada masalah fisik, namun juga kesehatan mental.
“SDM bagi perusahaan adalah aset berharga yang harus dijaga dan menjadikannya mereka dapat terjamin dengan sebuah komitmen,” terangnya.
Namun, pendapat berbeda disampaikan Koordinator Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) Dr. Gancar Candra Premananto, SE., M. Si. Dimana, Gancar berpendapat masa new normal adalah masa untuk mengubah kesadaran.
“Perubahan dalam dunia kerja akan memunculkan penyesuaian baru seperti cuti. Bahkan kita akan melihat penyesuaian baru seperti cuti akan muncul cuti karena flu,” papar Gancar.
Untuk dapat bertahan dalam masa New Normal, perusahaan harus berfikir secara jangka panjang. Perusahaan yang tidak dapat berubah dan berinovasi akan hancur secara perlahan.
“Nilai siap untuk berevolusi harus diterapkan sejak dini pada perusahaan dan karyawan. Pemetaan karyawan pada saat ini menjadi alternatif bagi sebuah perusahaan untuk tetap menjalankan roda perekonomian,” ungkapnya.
Perlu diketahui, kebijakan Work From Home (WFH) secara tidak langsung telah mengubah jam kerja secara lebih fleksibel secara tempat maupun waktu. Sedangkan, protokol kesehatan dan kemampuan teknologi menjadi tolok ukur baru pada masa new normal bahkan secara jangka panjang pada dunia kerja. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Dwito