Psikiater Unair : Generasi Milenial Rentan Mengalami Stres

SURABAYA_WARTAINDONESIA.coGenerasi milenial jaman sekarang rentan mengalami stress. Hal ini diakibatkan karena usia diantara 24-39 yang sangat dinamis dan mengikuti perubahan.

Seperti yang disampaikan oleh pakar kesehatan jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) dr. Damba Bestari, Sp.KJ bahwa, kesehatan mental adalah saat suatu kondisi pikiran, perilaku dan perasaan mengalami kesejahteraan atau wellbeing, sehingga jiwa dan raga dapat berfungsi dengan baik, baik secara sosial, pekerjaan, pendidikan, dan perawatan.

“Sehat secara mental bukan suatu kondisi yang seratus persen bebas stres, itu suatu hal yang tidak mungkin, namun bagaimana cara untuk menghadapi stres itu,” tutur dr. Dona, Jumat, (30/07/21).

Dokter muda yang akrab disapa dr. Dona ini menambahkan, stres adalah suatu kondisi yang menuntut seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap segala perubahan. Jadi sebenarnya bukan selalu hal yang negatif, tetapi juga bisa positif,

“Pernikahan dan punya anak adalah suatu hal yang menyenangkan atau positif. Tapi itu adalah suatu perubahan besar dalam hidup, jadi itu juga disebut sebagai stressor,” terangnya.

Lebih lanjut, dr. Dona menjelaskan stres adalah hal yang sangat penting, karena dengan adanya stres seseorang bisa menghasilkan zat kortisol dan adrenalin untuk melindungi diri agar tetap produktif.

“Misal saya disuruh mengisi webinar dengan peserta yang banyak, di situ saya ada stressor sehingga saya terpicu untuk menampilkan materi dengan sebaik mungkin,” jelasnya.

Namun, lanjut dr Dona, ketika stressor terlalu kuat maka mekanisme otak akan kacau sehingga menyebabkan gangguan. Gangguan itu tidak hanya ke masalah psikis atau mental tetapi juga ke masalah tubuh. Dampak gangguan fungsi bisa setara dengan asma berat dan hepatitis B. Sementara stres atau pasca trauma setara dengan orang lumpuh.

Baca Juga  Tips Anti Galau ala Ketua LTMPT Saat Gagal Masuk Kampus Impian

Meskipun generasi milenial adalah generasi yang rentan stres, tapi mereka memiliki fleksibilitas yang masih baik. Sehingga, itu menjadi daya tahan mereka terhadap stres. Dengan semakin banyak konten media sosial yang membahas kesehatan mental, hal itu dapat meningkatkan kesadaran mereka terhadap kesehatan mental.

Sebaliknya hal tersebut bisa menjadi bumerang bagi mereka. Karena semakin tinggi kesadaran akan kesehatan mental, banyak generasi milenial yang melakukan diagnosis sendiri (self diagnosis) sehingga dapat menyebabkan Cyberchondriasis atau khawatir berlebihan terhadap suatu penyakit karena mencari info kesehatan melalui internet, bukan langsung datang ke profesional.

dr Dona juga berpesan apabila mengalami stres datang ke profesional seperti psikiater atau psikolog. Tidak harus saat sakit, namun jika hanya ingin mengobrol atau curhat itu sangat diperbolehkan. Selain profesional, ada orang lain yang dapat membantu seperti keluarga, teman, dan support group. (*)

  • Pewarta : Tulus W
  • Foto : Tulus/Istimewa
  • Penerbit : Dwito

You may also like...