Rektor UNAIR : Warga Dihimbau Tenang, RS Rujukan Covid -19 Tidak Hanya RSUA
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Masyarakat diimbau untuk tidak panik dengan berbondong bondong mendatangi rumah sakit rujukan nasional seperti Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) yang menjadi salah satu RS rujukan pemerintah. Karena, masyarakat bisa melakukan pemeriksaan gejala dan indikasi terkait virus corona (Covid-19) di 44 rumah sakit rujukan di Jawa Timur.
Hal ini disampaikan langsung oleh Rektor UNAIR Prof. Moh Nasih saat ditemui di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Kampus C Surabaya pada Rabu, 18 Maret 2020 beberapa waktu lalu.
Rektor UNAIR Prof. Moh Nasih menyampaikan bahwa, bertambahnya jumlah pasien positif Virus Corona (Covid-19) di Indonesia membuat sebagian besar masyarakat semakin khawatir. Bahkan, usai diumumkan bahwa ada 6 pasien yang positif corona di Jawa Timur, berbagai rumah sakit rujukan di Jawa Timur menyiapkan banyak hal untuk memberikan pemeriksaan yang optimal.
“Kami akan melayani masyarakat yang memiliki gejala dan indikasi yang kuat terkait virus corona. Misalnya batuk, demam, sakit tenggorokan, sesak napas dan pernah berpergian ke negara terdampak virus corona.,” ucap M. Nasih saat ditemui di RSKI Kampus C Rabu, (18/03/20) beberapa waktu lalu.
“Tidak hanya Rumah Sakit UNAIR saja yang siap melayani tapi beberapa rumah sakit lainnya juga akan siap melayani. Karena, permasalahan ini merupakan masalah nasional yang harus dihadapi oleh semua elemen masyarakat dari RT, pemerintah hingga rumah sakit,” sambungnya.
Apabila ada masyarakat yang mengalami gejala tersebut, masih menurut Rektor Unair, bisa kunjungi RS terdekat agar langsung bisa dilayani. Selain itu, RSUA juga membatasi 100 orang setiap harinya dikarenakan kurangnya tenaga medis.
“Dalam hal ini RSUA tidak hanya menangani pasien corona melainkan juga pasien yang memiliki penyakit lain dengan jumlah yang begitu banyak. Kita juga harus memilih tenaga yang harus melayani. Kita punya keterbatasan kapasitas,” terangnya.
Dalam proses pelayanan, UNAIR juga siap untuk bekerja 24 jam. Dan, perlu diketahui, UNAIR miliki 2 institusi berbeda yaitu Rumah Sakit UNAIR dan Lembaga Penyakit Tropis (LPT). Rumah Sakit UNAIR ditunjuk sebagai salah satu rumah sakit rujukan nasional untuk memeriksa orang yang memiliki gejala corona. Sedangkan LPT sebagai lembaga yang menerima sampel dari berbagai rumah sakit untuk dianalisis spesimennya.
“Sehingga, masyarakat bisa membedakan keduanya agar tidak berbondong bondong ke RSUA,” tandasnya.
Untuk yang berkaitan dengan LPT, tentu UNAIR harus menambah kapasitas. Unair berencana untuk memberikan support tenaga kesehatan yaitu alat yang bisa menganalisis 1000 sampel. Alat ini tentu dibuat dan dikirim dari luar negeri. Dan, sudah dikoordinasikan dengan Kementerian Kesehatan.
“Jadi, kita hanya menerima barang dari Kemenkes. Harapannya dengan adanya alat tersebut, masalah ini bisa dilakukan bersama sama.Virus corona ini merupakan permasalahan Indonesia bahkan dunia. Sehingga kita harus bergotong royong bersama melakukan tugas dan fungsinya masing-masing,” pungkasnya.
Dalam hal ini UNAIR melakukan penanganan dalam 3 hal yaitu penanganan pasien, pemeriksaan sampel, dan pengembangan vaksin. Keduanya sudah dilakukan UNAIR sebaik-baiknya. Sebagaimana komitmen UNAIR di bidang inovasi dan penelitian, akan melanjutkan proses untuk mencari dan menemukan vaksin berbekal virus yang sudah dimiliki. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Potograper : Istimewa
- Penerbit : Dwito