
SD Al Falah Ajarkan Siswa Tata Cara Pemulasaran Jenazah Sejak Dini
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Takut, geli dan rasa ingin tau para siswa siswi SD Al Falah Surabaya mewarnai kegiatan pelatihan pemulasaran jenasah yang diadakan pada Kamis, (21/04/22) di Halaman Masjid Al Falah Surabaya.
Bekerjasama dengan takmir masjid Al Falah Surabaya, kegiatan pelatihan Pemulasaran jenazah tersebut diikuti seluruh siswa siswi kelas 4 hingga 6 SD.
Dwito Ashari M.A. Ketua Pelaksana Acara mengatakan bahwa, pentingnya memahami tata cara merawat jenazah dengan baik dan benar sejak dini inilah yang mendasari SD Al Falah Surabaya untuk menggelar pelatihan pemulasaran jenazah.
“Mulai dari memandikan, mengkafani, mensholatkan hingga mengkuburkan. Agar, nantinya ketika ada keluarga terutama orang tua kita meninggal bisa diurus sendiri dengan baik,” tutur ustad Ashari, Kamis, (21/04/22).
Selain itu, lanjut ustad Ashari, pelatihan pemulasaran jenazah ini sebagai bentuk penanaman nilai nilai keislaman terhadap para siswa. Kelak nantinya, para siswa sudah tidak lagi merasa takut maupun kebingungan saat ada sanak saudara terlebih lagi orang tua meninggal dunia.
“Sehingga, nantinya ketika ada keluarga yang meninggal dunia anak anak tidak perlu lagi meminta bantuan mudin. Karena, mereka sudah mengetahui tata cara pemulasaran jenazah,” terangnya.
Menggunakan alat peraga boneka berbentuk mirip manusia, siswa siswi SD Al Falah Surabaya tidak saja diajari secara teori namun juga praktek secara langsung pemulasaran jenazah.
Vino (10) siswa kelas 5 SD ini mengaku merasa risih, was was dan sedikit takut ketika berhadapan dengan jenazah. Meskipun itu dari pihak keluarganya sendiri. Karena, dirinya mengaku sering mendapat cerita menyeramkan tentang orang meninggal.
“Takut pastilah. Tapi, semoga dengan adanya pelatihan pemulasaran jenazah ini bisa memberikan saya pembeljaran yang lebih baik. Dan pastinya, bisa menghilangkan rasa takut saat melhat jenazah,” papar Vino sembari tersenyum.
Hal berbeda disampaikan Rafka (11) siswa kelas 6 SD yang mengaku tidak takut ketika mendengar ada orang meninggal. Dirinya merasa berani karena orang tuanya juga sering mengajarkan keberanian secara ajaran islam.
“Kita umat beragama islam harus berani. Karena, merawat jenazah itu wajib apalagi itu jenazah orang tua atau keluarga kita sendiri. Semoga, melalui pelatihan pemulasaran jenazah ini bisa memberikan kita ilmu terbaik tentang tata cara merawat jenazah,” ungkap Rafka. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Tulus
- Penerbit : Dwito