UKWMS Dukung Kemajuan Daerah Tertinggal Menjadi Desa Mandiri

SITUBONDO_WARTAINDONESIA.co – Sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) terus memberikan dukungan kepada daerah daerah tertinggal agar menjadi desa mandiri.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan dan mempererat hubungan pada Jumat, 06 Maret 2020 di Bukit Curah Cottok, dilaksanakan Penandatanganan Kerja Sama antara Kabupaten Situbondo dengan UKWMS, serta Penandatanganan Kerja Sama antara Lembaga Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UKWMS dengan Desa Curah Cottok.

Tampak hadir sebagai saksi, Bupati Kabupaten Situbondo H. Dadang Wigiarto, SH., Rektor UKWMS Drs. Kuncoro Foe, G.Dip.Sc., Ph.D., Apt., Kepala Desa Curah Cottok H. Samsuri Abbas dan Ketua LPPM UKWMS Hartono Pranjoto, Ph.D.

Rektor UKWMS Drs. Kuncoro Foe, mengataan bahwa, langah ini merupakan bentuk komitmen UKWMS untuk bisa memajukan daerah tertinggal, sejalan dengan cita-cita warga Desa Curah Cottok untuk menjadi Desa Mandiri.

“Hal ini diawali pada 28 Oktober 2017 lalu oleh Andrew Joewono dosen Teknik Elektro UKWMS dan berawal dari kondisi lingkungan yang tandus, Desa Curah Cottok, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo kini semakin hijau,” kata Kuncoro usai melakukan MoU, Jumat, (06/03/20).

Ditempat yang sama, Kepala Desa Curah Cottok H. Samsuri menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan dari UKWMS. Sejarahnya dari bukit yang tandus, tak terasa mulai 2019 awal, kunjungan masyarakat mencapai 4.364 pengunjung. Dan bukit ini diolah oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“Untuk saat ini sudah ada tiga bidang BUMdes yang sudah ada, diantaranya bidang Ekonomi, Kesehatan, dan Pendidikan. BUMDes yang keempat akan dibuat peternakan terpadu. Adapun yang boleh bekerja adalah dari warga Curah Cottok sendiri karena ini untuk warga Curah Cottok. Dan ternyata di bawah tanah kita ini airnya kaya sekali,” terang Samsuri.

Baca Juga  SNA Summer Program 2020 Ajang Asah Kreatifitas dan Bakat Siswa

“Kedepan, harapannya tali hubungan semakin dipererat, dan targetnya, tidak ada lagi orang miskin disini dan bisa diatasi sendiri,” tambahnya.

Sebelumnya, pada tahun 2018, telah dilaksanakan program internasionalisasi. Bahkan Fakultas Teknik (FT) UKWMS turut mengajak beberapa mahasiswa dari FT UKWMS, National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) dan Osaka Institute of Technology (OIT), melalui kegiatan Engineering in Action (EIA) membuat Big Gun Sprinkle Portable yang digunakan untuk membasahi lahan secara otomatis, dan Program Studi Pendidikan Fisika UKWMS menghadirkan Wahana Edukasi agar anak-anak dapat bermain sambil belajar.

Berlanjut pada tahun 2019, dilanjutkan dengan program Penguatan Sentra Produksi dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Terkait hal ini, Fakultas Teknik UKWMS dan tim menggunakan panel surya untuk menghantarkan energi. Saat ini, penerangan sudsh tersedia di beberapa titik

Kedepan, beberapa program pengembangan dan pembinaan bagi Desa Curah Cottok akan terus berlanjut, meliputi bidang pendidikan, kesehatan, sumber daya manusia, pengarsipan, hingga keuangan.

Beberapa fakultas di UKWMS turut terlibat, diantaranya Fakultas Psikologi, Fakultas Bisnis, dan Fakultas Vokasi. UKWMS pun akan turut menggandeng salah satu universitas di Kabupaten Situbondo yakni Universitas Abdurachman Saleh Situbondo, untuk bersama-sama mengembangkan desa-desa tertinggal. (*)

  • Pewarta : Tulus W
  • Potograper : Istimewa
  • Penerbit : Dwito

You may also like...