Ketua APECSI : Kebun Binatang Surabaya Over Populasi, Perlu Langkah Strategis Pemerintah

SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Ikon wisata favorit keluarga di Kota Pahlawan Kebun Binatang Surabaya atau biasa disebut KBS, kini menghadapi tantangan serius yaitu over populasi satwa, terutama spesies seperti Komodo dan Jalak Bali.

Kekhawatiran kondisi Kebun Binatang Surabaya tersebut disampaikan langsung oleh Ketua APECSI (Asosiasi Pemerhati dan Pecinta Satwa Indonesia) Singky Soewadji dalam acara Jagongan Bareng bersama Rumah Literasi Digital (RLD) pada Jumat, (05/09/25) di Balai RLD Surabaya.

Menurut Singky Soewadji, Kebun Binatang Surabaya saat ini tengah berjuang menghadapi berbagai isu krusial. Mulai dari over populasi satwa, keterbatasan fasilitas hingga manajemen sumber daya manusia yang belum optimal.

“Salah satunya adalah hewan Komodo yang saat ini berjumlah sekitar 135 ekor. Hal ini jauh melebihi kapasitas ideal yang tersedia,” kata Singky.

Over pupulasi, lanjut Singky, akan berdampak pada kesejahteraan hewan yang menurun akibat ruang yang terbatas, konsumsi pakan yang meningkat, sehingga menambah beban biaya operasional, serta risiko penyebaran penyakit akibat kepadatan tinggi.

“Saya tidak bermaksud meremehkan anak muda, namun pengalaman dan pengetahuan yang mendalam tentang konservasi satwa liar tidak bisa didapatkan hanya dengan semangat atau latar belakang pendidikan formal,” terangnya.

Singky Soewadji juga menyampaikan ada tiga solusi teknis utama untuk mengatasi over populasi tersebut. Pertama, Pelepasliaran ke habitat asli, dengan kajian ekosistem dan keamanan. Kedua, Peminjaman atau hibah ke lembaga konservasi lain, dalam dan luar negeri. Ketiga, Eutanasia sebagai pilihan terakhir, dilakukan dengan pendekatan etis dan professional.

Selain masalah satwa, Singky juga menyoroti aspek manajemen internal KBS Surabaya. Menurutnya, dari sekitar 200 pegawai, sekitar 60% merupakan mandor atau tenaga non-produktif yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan konservasi atau pelayanan publik.

Baca Juga  “Tour Heritage” Cara Seru Mupalas Ajak Siswa Lebih Mencintai Kota Surabaya

“Hal tersebut menunjukkan perlunya, restrukturisasi organisasi, perlunya juga pelatihan ulang bagi tenaga kerja, serta modernisasi sistem manajemen berbasis teknologi, dan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan,” tegasnya.

Sebagai lembaga konservasi yang telah berdiri lebih dari satu abad, Kebun Binatang Surabaya tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga bagian dari identitas sejarah Kota Pahlawan. Namun di tengah berkembangnya wisata buatan dan digitalisasi sektor pariwisata, KBS dituntut untuk beradaptasi.

KBS merupakan kebun binatang yang pernah terlengkap se-Asia Tenggara. Terdapat lebih dari 230 spesies satwa yang berbeda yang terdiri lebih dari 2179 ekor satwa. Termasuk di dalamnya satwa langka Indonesia maupun dunia terdiri dari Mamalia, Aves, Reptilia, dan Pisces.

Ditempat yang sama, Kus Andi, Ketua Himpunan Humas Hotel (H3) Surabaya Raya, KBS sebagai konservasi memiliki arti dan manfaat yang besar bagi lingkungan sekitar, termasuk dalam membangun sektor pariwisata.

“Harapan kami adalah terciptanya kemudahan-kemudahan antara pelaku hotel dan para pelaku wisata. Misalnya, dengan Kebun Binatang Surabaya (KBS), kami bisa melakukan kolaborasi yang saling menguntungkan,” ungkap Kus. (*)

  • Pewarta : Tulus Widodo
  • Foto : Tulus
  • Penerbit : Rizal IT

You may also like...