Tips Pertolongan Pertama Sesak Napas pada Pasien Covid-19 Sebelum Memburuk

SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Sesak napas menjadi salah satu gejala pada pasien Covid-19. Dan, ini kerap terjadi karena pneumonia (peradangan paru-paru, Red) yang menyebabkan terjadinya sesak. Apalagi, Covid-19 dapat memperburuk kondisi pasien yang sebelumnya pernah mengalami sesak napas atau keluhan sesak nafas kronis.

Alfian Nur Rosyid, dr., Sp. P(K), FAPSR, FCCP dokter spesialis paru Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) menyebutkan bahwa, sesak napas dapat menyerang pasien Covid-19, bahkan ketika ia belum pernah mengalami sesak sebelumnya.

“Pada pasien yang memiliki sesak kronis, apabila terinfeksi virus SARS-CoV-2 maka pasien tersebut akan mengalami sesak akut yang dapat memperberat kondisi sesaknya,” ucap dr. Alfian, Senin, (06/09/21).

Selain itu, dr. Alfian juga memaparkan bahwa pasien dengan sesak kronis dan penyakit penyerta atau komorbid yang tidak terkontrol dapat memperburuk kondisi sesaknya. Pada pasien dengan sakit kronis yang tidak terkontrol, misalnya sakit jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Tuberkulosis (TB), dan lainnya, maka bisa jadi kondisinya lebih berat dibandingkan pasien tanpa komorbid.

“Sesak napas yang dialami pasien Covid-19 berhubungan dengan kondisi hipoksia atau kekurangan oksigen yang dapat terjadi pada seluruh organ tubuh pasien. Apabila kekurangan oksigen terjadi pada sel otak, maka dapat terjadi penurunan kesadaran dan dapat berakibat fatal, termasuk kematian,” terangnya.

Hal penting yang harus diperhatikan adalah upaya awal agar tidak terjadi sesak adalah mencegah infeksi Covid-19 dengan patuh melakukan protokol kesehatan. Selanjutnya, untuk mencegah terinfeksi virus beta corona ini adalah melakukan vaksinasi untuk meningkatkan imunitas terhadap virus SARS-CoV-2.

Sedangkan, untuk  pertolongan pertama pada pasien sesak napas adalah pasien harus berada pada posisi prone atau tengkurap. Dimana, tubuh pasien menjadi terbalik, area dinding dada diletakkan di bagian bawah. Dapat dilakukan dengan cara tengkurap ataupun sujud. Harapannya, dapat memperbaiki pengembangan paru. Selanjutnya, proses pernapasan juga menjadi lebih baik dan saturasi oksigen pasien dapat meningkat.

Baca Juga  Berikan Kenyamanan Staycation, ASTON Inn Jemursari Rubah Nama Kamar

Tetapi apabila kemudian teknik prone belum dapat meningkatkan saturasi oksigen, maka pasien memerlukan tambahan oksigen. Apabila diberikan oksigen dengan selang hidung, namun saturasi tidak bisa naik, ya tentu saja harus diganti alatnya dengan masker oksigen.

“Namun apabila tetap tidak menaikkan saturasi oksigen, maka pasien harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan,” tandasnya.

Perlu diketahui, kondisi Covid-19 dapat memicu pasien berada pada saturasi oksigen yang rendah. Indikator saturasi oksigen rendah, yakni apabila saturasi oksigen perifer pada jari tangan di bawah 95 persen. Rendahnya saturasi oksigen dapat menimbulkan berbagai keluhan, termasuk gangguan napas dengan frekuensi pernapasan yang meningkat. Inilah salah satu tanda adanya pneumonia pada paru pasien.

Sesak nafas bisa dialami siapa saja. Apabila melihat seseorang mengalami sesak nafas lakukan hal berikut. Pertama, bawa ke tempat yang lebih tenang dan jauh dari keramaian, nyamankan dengan posisi duduk, jangan biarkan penderita tiduran, ingatkan penderiat untuk bernafas panjang dan dalam dan segera panggil bantuan medis. (*)

  • Pewarta : Tulus W
  • Foto : Istimewa
  • Penerbit : Dwito

You may also like...