
BI : Dolar US Berikan Tekanan Depresi Mata Uang Dunia
MAGELANG_WARTAINDONESIA.co – Kuatnya dolar AS memberikan tekanan depresiasi mata uang hampir seluruh dunia. Serta, mata uang kawasan seperti Ringgit Malaysia, Baht Thailand dan Peso Filipina.
Hal tersebut di sampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, Doddy Zulverdi, dalam acara Bincang Bareng Media (BBM) di hari kedua kegiatan Gathering Bersma Media Jatim yang digelar sejak 14-16 November 2023 di Magelang.
Doddy Zulverdy menyampaikan bahwa, dibandingkan akhir tahun 2022, indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) pada 18 Oktober 2023 tercatat tinggi di level 106,21 atau menguat 2,60 persen.
“Sedangkan, langkah langkah stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia, nilai tukar Rupiah terdepresiasi 1,03 persen (ytd), relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara di kawasan dan global tersebut,” ucap Doddy Rabu, (15/11/23) di Plataran Heritage Hotel Magelang.
Menurut Doddy, Bank Indonesia mempercepat upaya pendalaman pasar uang Rupiah dan pasar valuta asing. Termasuk, optimalisasi SRBI dan penerbitan instrumen-instrumen lain untuk meningkatkan manajemen likuiditas institusi keuangan domestik dan menarik masuknya aliran portofolio asing dari luar negeri.
“Koordinasi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha terus ditingkatkan dan diperluas untuk implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023,”terangnya..
Dalam kesempatan bincang santai ini, Doddy juga mengajak rekan media Jatim untuk mengeksplore destinasi wisata yang ada di Kota Magelang. Serta, memanfaatkan momen gathering dengan kegiatan yang menarik dan bernilai.
“Karena tujuan gathering ini selain dalam rangka mempererat silaturahmi juga sebagai penguat sinergi dan komunikasi Bank Indonesia dengan rekan media di Jawa Timur,” pungkas Doddy. (*)
- Pewarta : Tulus Widodo
- Foto : Tulus
- Penerbit : Dwito