PKM Sosiologi Unesa Dukung Lingkungan Bebas Diskriminasi di SDN Mojokerto
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) turut wujudkan lingkungan sekolah yang inklusif dan bebas diskriminasi.
Aksi nyata kepedulian tersebut, dilakukan Tim PKM Sosiologi Unesa melalui sosialisasi bertajuk “Membangun Empati Siswa terhadap Penyandang Disabilitas” yang telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2025 lalu di SDN Kedungudi, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Farid Pribadi, Ketua Tim PKM Sosiologi Unesa menjelaskan bahwa, berdasarkan observasi, meski ditetapkan sebagai sekolah inklusi sejak 2022, SDN Kedungudi masih menghadapi sejumlah tantangan. Diantaranya keterbatasan Guru Pendamping Khusus (GPK) dan sarana prasarana penunjang yang belum memadai.

“Untuk itu, kami hadir untuk memberikan sosialisasi kepada para guru dan orang tua siswa,” kata Farid melalui rilis resminya, Senin, (27/10/25) di Surabaya.
Menurut Farid, tim menemukan semangat yang besar dari pihak sekolah untuk menjadi inklusif, namun pengetahuan teknis dan infrastruktur masih menjadi kendala.
“Melalui program ini, kami memperkenalkan perspektif baru melalui Model Sosial Disabilitas,” terangnya.
Dalam sosialisasi tersebut, Tim PKM Sosialisasi Unesa memperkenalkan Model Sosial Disabilitas (MSD) sebagai kerangka berpikir utama. Berbeda dengan pandangan medis tradisional yang memandang disabilitas sebagai ‘cacat’ individu yang harus diperbaiki.
MSD menekankan bahwa hambatan utama justru terletak pada lingkungan dan struktur sosial yang tidak aksesibel. Sebagai contoh, kesulitan seorang pengguna kursi roda bukan terletak pada kondisi kakinya, tetapi pada tangga yang menghalanginya masuk ke kelas dan tidak adanya ramp.
“Dengan MSD, fokus solusinya adalah memodifikasi lingkungan, menghilangkan stigma, dan mengubah kebijakan menjadi inklusif,” tandasnya.
Selain pemaparan materi, kegiatan ini juga diisi dengan simulasi praktis, seperti teknik memandu Penyandang Disabilitas Penglihatan (PDP) yang dipraktikkan langsung oleh salah satu guru, Bapak Juarman. Simulasi ini memberikan pengalaman konkret tentang cara memberikan bantuan yang tepat dan menghormati martabat PDP.
Program sosialisasi tersebut disambut baik Kepala SDN Kedungudi, Wiwin Herowati, S.Pd., Dirinya sangat berterima kasih kepada tim PKM Sosiologi UNESA. Dimana, sosialisasi tersebut sangat membuka wawasan bagi para guru.
“Selama ini kami memang kesulitan tanpa adanya guru pendamping profesional. Ilmu dari kegiatan ini sangat membantu guru-guru dalam mendampingi siswa disabilitas dengan pendekatan yang lebih empatik,” ungkap Wiwin.
Hal senada juga disampaikan Lilik Mahmudah salah satu guru SDN Kedungudi yang mendampingi tiga siswa dengan kondisi slow learner. Ia menegaskan pentingnya dukungan dan motivasi berkelanjutan dari guru dan orang tua.
Kegiatan ini tidak hanya berhenti pada sosialisasi satu hari. Tim PKM Sosiologi UNESA berkomitmen untuk melakukan pendampingan berkelanjutan dan mendorong advokasi kebijakan di tingkat lokal.
Rekomendasi telah disampaikan kepada pihak sekolah untuk berkoordinasi lebih intensif dengan Dinas Pendidikan setempat guna memenuhi kebutuhan GPK dan sarana prasarana inklusif.
Program PKM ini berhasil menjadi fondasi awal dalam membangun kesadaran dan empati warga sekolah. Pendekatan partisipatif dan praktis yang digunakan telah membuka jalan menuju terwujudnya Sekolah Ramah Anak Disabilitas (SRAD) yang sesungguhnya, sejalan dengan semangat Sustainable Development Goals (SDGs) tentang pendidikan berkualitas untuk semua dan prinsip ‘nothing about us without us’. (*)
- Pewarta : Tulus Widodo
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Rizal IT