UKWMS Ajak Para Wanita Perangi Kanker
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Data Global Cancer Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO) menunjukkan kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara, yakni 58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker.
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kanker yang rawan dialami oleh perempuan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyatakan, angka kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk.
Melihat hal tersebut, Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (Fikom UKWMS) berkolaborasi dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Surabaya mengadakan serangkaian acara untuk memperingati Bulan Peduli Kanker Payudara Sedunia yang jatuh pada bulan Oktober.
Kegiatan yang diselenggarakan pada 21-22 November 2019 di Grand City Mall Surabaya menghadirkan Talkshow, Kompetisi Poster, Kompetisi Cosplay, Menghias Pouch dan Coswalk.
Rektor UKWMS, Drs. Kuncoro Foe., G.Dip.Sc., Ph.D., Apt. mengatakan bahwa, kegiatan dengan tema “Be a Warrior Not a Worrier” bertujuan ingin menggambarkan pemberian semangat kepada para perempuan untuk tidak khawatir dan menjadi pahlawan dalam memerangi kanker.
“Saya sangat mengapresiasi adanya gerakan untuk masyarakat lebih sadar terhadap penyakit kanker. Sungguh luar biasa acara ini dapat memberikan edukasi mengenai pentingnya kesehatan terutama pada wanita,” ucap Kuncoro dalam sambutannya, Kamis, (21/11/19).
Hal senada juga disampaikan Ketua DWP Kota Surabaya Chusnur Ismiati Hendro Gunawan, bahwa, setiap wanita harus saling mendukung dan saling memberikan semangat terutama untuk teman-teman yang terkena kanker.
Di hari pertama acara dibuka dengan Talkshow bertemakan “U-Cancervive” yang disampaikan oleh Dra. Hj. Fatma Syaifullah Yusuf dari Fatma Foundation, dr. Dwirani Rosmala Pratiwi, Sp. B. dari Rumah Sakit Onkologi Surabaya dan dimoderatori oleh Dosen Fikom UKWMS, Putjok Rizaldi.
Fatma menjelaskan bahwa tujuan mendirikan Fatma Foundation adalah memberikan pelayanan kesehatan dengan biaya yang lebih murah dan memberikan edukasi pada generasi milenial.
“Fatma Foundation memberikan tak hanya edukasi tetapi juga pelayanan pap smear. Kami juga berfokus pada pencegahan dan memberikan program deteksi dini seperti pengecekan leher rahim dan kondisi kesehatan payudara. Kini kami sudah berkeliling di Surabaya, Sidoarjo, Jombang,” terang Fatma.
Dokter Dwirani atau yang akrab disapa dokter Wiwin menambahkan, melakukan pengecekan pada payudara paling baik dilakukan satu bulan sekali terutama satu minggu setelah selesai haid.
“Melakukan gerakan Periksa Payudara Sendiri (Sadari) sangat penting untuk mengetahui kondisi payudara kita terdapat benjolan asing atau tidak. Jangan sampai kalau sudah ada gejala, atau sudah parah seperti payudara mengeluarkan cairan baru dibawa ke rumah sakit,” tutur Dr. Dwirani. (Tls)