BI : Tahun 2023 Menjadi Momentum Menjaga Akselerasi Ekonomi Jawa Timur

SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Tahun 2023 menjadi momentum yang harus dijaga untuk mendorong resiliensi dan akselerasi ekonomi Jawa Timur.

Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto dalam Welcoming Remarks di acara Jatim Talk bertema “Akselerasi Kinerja Ekonomi Jawa Timur di Tengah Peningkatan Ketidakpastian Ekonomi Global” pada Selasa, (14/02/23) di Surabaya.

Dalam acara “Jatim Talk” ini BI Prov Jatim berkolaborasi dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (Unair) untuk mendorong optimalisasi potensi dan memperkuat resiliensi ekonomi Jawa Timur.

“Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian pembukaan dari The 10th East Java Economic (EJAVEC) Forum 2023. Dimana, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman stakeholder daerah terkait perkembangan ekonomi Jawa Timur. Serta, menjadi forum diskusi dalam merumuskan rekomendasi untuk memperkuat resiliensi ekonomi Jawa Timur,” ujar Budi.

Budi juga menjelaskan bahwa, BI Provinsi Jatim melakukan 4 (empat) key strategies untuk menopang pemulihan ekonomi Jawa Timur. Diantaranya, penguatan peran Jawa Timur sebagai lead export industri manufaktur, penguatan peran Jawa Timur sebagai lumbung pangan Nusantara, penguatan optimalisasi digitalisasi ekonomi Jawa Timur, serta peningkatan inklusivitas ekonomi Jawa Timur melalui pengembangan UMKM, ekonomi syariah, dan pariwisata.

Dalam kesempatan Jatim Talk ini, Budi Hanoto juga menjelaskan secara singkat terkait acara EJAVEC) Forum 2023 yang merupakan forum rutin tahunan. Sejak tahun 2014, EJAVEC telah hadir sebagai forum pembahasan terkait perkembangan perekonomian Jawa Timur yang bertujuan untuk memperoleh masukan pemikiran terhadap perkembangan kondisi perekonomian Jawa Timur beserta peluang, tantangan dan usulan solusi.

Pada tahun ini, EJAVEC akan hadir melalui 2 (dua) kegiatan besar, yaitu call for paper dengan tema “Mendorong Resiliensi Ekonomi Jawa Timur yang Inklusif dan Berkelanjutan di Tengah Peningkatan Ketidakpastian Global” serta sharia conference sebagai upaya pengembangan ekonomi syariah di Jawa Timur.

Baca Juga  Tingkatkan Layanan Melalui Safari Haji Bank Muamalat Indonesia - BPKH - Kementrian Agama dan KBIHU

Sunarsip, Ak. M.E (Principal & Chief Economist The Indonesia Economic Intelligent) juga mendorong Jawa Timur untuk memperkuat ketahanan ekonomi melalui penguatan nilai tambah sektor manufaktur.

“Provinsi Jawa Timur memiliki potensi menjadi pusat industrialisasi baru bagi kegiatan manufaktur, mengingat Provinsi ini memiliki sejumlah lokasi strategis, infrastruktur yang mumpuni, SDM yang handal, serta kecukupan bahan baku,” ungkapnya. (*)

  • Pewarta : Tulus W
  • Foto : Istimewa
  • Penerbit : Dwito

You may also like...