Kemenperin Kembali Optimalkan Eksistensi Industri Kulit Tanggulangin
SIDOARJO_WARTAINDONESIA.co – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI terus konsisten mengoptimalkan kembali eksistensi industri kulit di Tanggulangin Sidoarjo demi tercapainya kesejahteraan para pegiat industry.
Melalui pelatihan pemasaran digital yang telah dilakukan sejak tahun 2020, Kemenperin RI ingin terus melakukan revitalisasi Industri Kecil Menengah (IKM) Tanggulangin, Sidoarjo, sebagai salah satu pusat industri kulit, alas kaki, dan barang jadi kulit.
Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kimia, Sandang, Kerajinan dan Industri Aneka, E Ratna Utarianingrum, menyampaikan bahwa, pengoptimalan pelatihan pemasaran digital dilakukan karena melihat industri kulit, alas kaki dan barang jadi kulit, memiliki potensi yang besar untuk Indonesia.
“Terbukti pada Agustus 2020, nilai ekspor lebih besar dari nilai impornya yaitu sebesar US$ 255,86 juta. Selain itu, Indonesia berada pada urutan ke-4 di dunia sebagai eksportir produk kulit, alas kaki dan barang jadi kulit,” ucap Ratna, Rabu, (24/11/21).
Menurut Ratna, Kemenperin terus melakukan berbagai program untuk pengembangan Sentra IKM Tanggulangin. Diantaranya, para anggota IKM Tanggulangin dan anggota Koperasi INTAKO akan memperoleh pendampingan dalam pemasaran digital, literasi tren produk dan optimalisasi digital marketing tool melalui digital ads dan virtual event.
“Sebagai pelaku IKM/pengusaha, kita harus mampu beradaptasi dengan situasi terkini, serta harus mau berubah atau jika tidak maka kita akan semakin tertinggal,” terangnya.
Proses rebranding INTAKO dilakukan secara bertahap mulai dari tahun 2017. Rebranding dan optimalisasi ini dilakukan untuk mengubah citra INTAKO, dari yang terkesan kuno, menjadi lebih modern dan dekat dengan tren anak muda. Aktivasi secara digital harus dilakukan secara konsisten dengan membawa nilai atau citra yang baru.
Tahun lalu, Koperasi INTAKO telah terjun ke dunia digital dengan membuat toko online di e-commerce dengan nama “INTAKO LEATHER” dan akun media sosial. Namun, dalam pemasaran digital, diperlukan aktivasi berkelanjutan untuk memaksimalkan potensi dan hasil dari digital tools yang sudah dibuat. Sehingga pada tahun ini Kemenperin kembali memberikan program optimalisasi.
Sedangkan, Asistan Ekonomi Digital Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Edwin, menjelaskan bahwa, upaya penguatan partisipasi UMKM dalam ekosistem ekonomi digital dilakukan melalui 2 pendekatan utama, yaitu Penguatan Ekosistem UMKM/IKM, terkait perizinan, pajak, sertifikasi, akses pasar, pembiayaan, pelatihan, pendampingan, dan akses bahan baku. Kedua, Penguatan Ekosistem e-Commerce, yang meliputi penciptaan Iklim usaha yang sehat (fair playing field), pembayaran digital, logistik, perlindungan data pribadi, pengendalian informatika, penyelenggaraan sistem dan transaksi elektronik (PSTE) dan infrastruktur digital.
Melalui program pelatihan dan transformasi digital yang dilakukan ini, INTAKO dapat masuk ke tahap pembangunan ekosistem yang lebih matang. Ekosistem ini disebut dengan nama Rumah Digital. Ekosistem ini menunjukan bahwa jalannya pemasaran digital tidak sekadar pembuatan akun di media sosial saja. Tetapi banyak aspek yang perlu dimaksimalkan seperti, branding, digital marketing & campaign, sales force, dan product management.
“Untuk mencapai ekosistem tersebut, Kemenperin terus berkomitmen memberikan fasilitas pelatihan secara berkelanjutan serta fasilitas akses industri dengan pihak permodalan dan pihak ketiga lainnya,” ungkapnya. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Dwito