Cara Seru ITS Ajak Masyarakat Melestarikan Lingkungan Melalui Ajang “Tandur Race”
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Memanfaatkan greenhouse di area Urban Farming Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Unit ITS Smart Eco Campus mengajak sivitas akademika ITS dan masyarakat umum untuk berlomba menanam tanaman organic.
Bertajuk “Tandur Race” acara yang diadakan pada Kamis, (29/12/22) ini idak hanya menanam, para peserta juga ditantang untuk bisa memanen hasil tanaman yang ditanam selama tiga bulan sebelumnya pada babak final.
Ketua Pelaksana Tandur Race Ars Iwan Adi Indrawan ST MArs mengatakan bahwa, tujuan kegiatan ini selain untuk meningkatkan kemampuan menanam, juga dapat melestarikan lingkungan.
“Sebab, proses menanam yang dilakukan peserta tanpa pupuk sintetis. Sehingga, kami mendorong peserta dapat menanam dengan hasil panen yang sepenuhnya organik,” kataIwan, Kamis, (29/12/22).
Sesuai tema Tandur Race, Hot and Spicy para peserta diminta untuk menanam tomat, lombok, terong dan kemangi. Tema ini dipilih untuk mendorong ketahanan pangan masyarakat pada median menu Indonesia.
“Terlebih lagi, rasa pedas selalu menjadi favorit masyarakat dan menu wajib di Indonesia. Di sini kami berniat agar peserta dapat mahir menanam tanaman tersebut,” terangnya.
Setelah tiga bulan menumbuhkan tanaman-tanaman tersebut, para peserta diajak mengikuti klinik Tandur Race. Dipimpin oleh dosen Departemen Biologi ITS Dini Ermavitalini Ssi MSi, klinik Tandur Race ini menjadi media tanya jawab para peserta setelah secara mandiri memanen tanamannya.
Ajang Tandur Race ini, tidak saja digelar secara offline tapi juga online. Sehingga, banyak peserta yang ikut dari berbagai daerah. Sebab peserta juga dapat mengikuti kegiatan ini secara daring, tetapi tetap harus meng-update perkembangan dan kegiatan menanamnya melalui media sosial. Dengan begitu, para peserta secara tidak langsung juga mempromosikan aksi tanam-menanam yang dilakukan ke kerabat-kerabatnya.
Pada final Tandur Race kali ini turut dimeriahkan dengan pemberian penghargaan kepada pemenang yang paling aktif dan semangat menanam tanamannya. Selain itu, di akhir rangkaian final Tandur Race, para peserta juga diajak mempraktikkan menguleg sambal dari hasil panenan peserta bersama-sama.
Urban Farming ITS ini seperti wujud sebuah desa di dalam kampus teknologi. Masih banyak yang perlu dikembangkan, tetapi dengan ilmu dan lahan hijau yang luas di ITS, Urban Farming mempunyai potensi yang besar juga.
“Ini masih langkah kecil untuk memajukan Smart Eco Campus ITS, tetapi masterplan-nya sudah ada dan akan dibuat,” ungkap Iwan. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Dwito