Drg Tania : Tips Merawat dan Mencegah Gigi Anak Berlubang
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Gigi berlubang atau karies gigi menduduki urutan pertama sebagai penyakit kronis yang paling banyak dialami oleh anak-anak usia sekolah. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk untuk peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut si kecil sejak dini.
Dosen kedokteran gigi anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG UNAIR) drg. Tania Saskianti, Sp.KGA., Ph.D mengatakan bahwa, gigi berlubang atau karies merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri dalam rongga mulut dan juga karena makanan manis atau asam.
“Untuk itulah pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut agar dapat menunjang aktivitas dan tumbuh kembang si kecil,” kata drg. Tania, Selasa, (03/08/21).
Menurut drg. Tania, sebenarnya sejak bayi lahir itu sudah ada bakteri baik dan jahat dalam mulutnya. Namun kedua jenis bakteri ini harus seimbang agar kesehatan gigi dan mulut anak tetap terjaga.
Oleh karena itu, sebagai Dokter Spesialis Gigi Anak Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) ingin berbagi tips kesehatan gigi diantaranya, sikat gigi sehari dua kali sebelum tidur malam dan setelah sarapan pagi. Menggosok gigi sebelum tidur sangat dianjurkan karena saat tidur selama delapan jam tidak terdapat air saliva (air ludah, Red) pada mulut si kecil. Sehingga jika bakteri tidak segera dihilangkan saat sebelum tidur, maka akan membuat rongga mulut menjadi asam dan menyebabkan gigi berlubang.
Kedua, memilih pasta gigi yang tepat bagi anak anak, Bagi yang sudah bisa berkumur dianjurkan memakai pasta gigi yang mengandung fluoride. Sebab, kandungan fluoride dapat menguatkan gigi. Namun, tidak menganjurkan terlalu banyak penggunaan pasta gigi agar kandungan fluoride tidak tertelan. Kemudian, untuk anak-anak yang belum bisa berkumur jangan diberikan pasta gigi yang mengandung fluoride. Karena, Fluoride yang masuk ke tubuh dalam jumlah banyak akan menjadi toksik.
Ketiga, memperhatikan durasi menggosok gigi yaitu tiga putaran untuk satu regio. Jika terlalu cepat maka akan menjadi tidak bersih. Sebaliknya jika terlalu lama akan mengakibatkan abrasi dan melukai permukaan gigi,
Keempat, Menyikat Lidah. Bahwa tidak hanya gigi yang disikat, namun lidah pun juga harus disikat. Karena permukaan lidah tidak halus, terdapat papilla atau serabut kecil di sepanjang permukaan lidah, sehingga jika tidak dibersihkan sisa makanan akan menumpuk dan menyebabkan tumbuhnya jamur, bau mulut, hingga infeksi.
Dan yang terakhir, dianjurkan ke Dokter Gigi 6 bulan sekali untuk mendeteksi lubang gigi dan juga yang akan lubang, selain itu juga bisa mendeteksi adanya gusi merah, sariawan, serta indikasi gigi akan berdesakan. Melalui pemeriksaan rutin, sehingga bisa terdeteksi lebih dini jika terjadi gangguan maupun yang berisiko mengalami gangguan. Sehingga perawatan yang diberikan tidak terlalu rumit.
“Sepatutnya orang tua memberi contoh pada anak cara merawat kesehatan gigi dan mulut. Sehingga hal itu menciptakan suasana positif bagi anak dan anak tidak merasa berat untuk melakukannya,” pungkas drg. Tanis. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Tulus
- Penerbit : Dwito