Kemendikbudristek Ajak Siswa Inklusi Peduli Sampah Sejak Dini

JAKARTA_WARTAINDONESIA.co – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) mengadakan kegiatan peduli sampah bersama para siswa inklusi .

Kegiatan peduli sampah yang diadakan pada Senin, (20/02/23) di SDN Pegadungan 11 Pagi, Jakarta ini dalam rangka jelang Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023.

Bekerja sama dengan Komunitas Pilah Sampah, kegiatan yang bertajuk Penguatan Karakter melalui Aksi Peduli Lingkungan pada Tri Pusat Pendidikan itu, para siswa inklusi atau anak-anak penyandang disabilitas diberikan pengetahuan dan pengalaman dalam mengelola sampah dengan baik.

Kepala Puspeka Kemendikbudristek, Rusprita Putri Utami mengatakan bahwa mengelola sampah yang baik merupakan salah satu upaya dalam menjaga lingkungan. Hal tersebut sekaligus merupakan cerminan nilai-nilai yang tertuang dalam dimensi Profil Pelajar Pancasila.

Sedikitnya, ada tiga nilai dalam dimensi Profil Pelajar Pancasila yang berkaitan dengan pengelolaan sampah. Pertama adalah Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia terutama akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, dan akhlak kepada alam. Kedua, Bergotong-royong yakni kolaborasi dan kepedulian. Ketiga, Kreatif dengan menghasilkan karya serta tindakan original.

“Anak-anak perlu mendapatkan pengetahuan dan pengalaman langsung bagaimana mengelola sampah dengan baik. Sehingga mereka bisa menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Profil Pelajar Pancasila, yaitu dengan ikut menjaga lingkungan agar tetap bersih dan bebas dari sampah serta membuatnya menjadi sesuatu yang bermanfaat,” ucap Rusprita.

Sebagaimana diketahui, sampah masih menjadi masalah serius yang perlu digarap oleh banyak pihak, termasuk dunia pendidikan. Dalam kegiatan ini, juga ingin menciptakan iklim inklusivitas dengan melibatkan anak-anak disabilitas. Para siswa inklusi juga berhak mendapatkan kesempatan belajar yang sama dan terlibat dalam pengelolaan sampah secara berkelanjutan yang dapat memberikan dampak positif terhadap kontribusi upaya penurunan emisi gas dan efek rumah kaca.

Baca Juga  “Get Well Soon Project” : Sebarkan Energi Positif Ditengah Pandemi

Sampah rumah tangga meliputi sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet, dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun, dan ranting menjadi permaslaaha penting yang harus diselesaikan. Oleh karena itu, kegiatan ini tidak hanya melibatkan siswa inklusi tetapi juga seluruh warga sekolah termasuk orang tua.

“Harapannya, setelah mengikuti kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran semua pihak bahwa mengelola sampah yang baik adalah tanggung jawab bersama demi keberlangsungan lingkungan hidup yang  bersih,” ungkap Rusprita.

Peran orang tua, tegasnya, tentu tidak hanya terbatas pada peran ibu. Ayah juga punya andil besar membangun kesadaran anak akan peran dan tanggung jawab bersama mengelola sampah di rumah.

Nahdya Maulina dari Komunitas Pilah Sampah menjelaskan cara mengelola sampah yang baik yaitu dimulai dengan dipilah, lalu disetorkan ke pihak yang dapat mendaur ulang. Selain itu, setiap orang harus belajar untuk mengurangi produksi sampahnya sendiri. (*)

  • Pewarta :Angga/Tulus
  • Foto : Istimewa
  • Penerbit : Dwito

You may also like...