Mahasiswa Unair Bantu Petani Manfaatkan Kulit Jeruk Manjadi Krupuk
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Sering kali kulit jeruk dibuang percuma ditempat sampah oleh masyarakat karena dianggap tidak bermanfaat. Padahal, banyak manfaat yang bisa diambil dari kulit jeruk.
Seperti yang dilakukan oleh 10 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Back to Village (KKN BV) ke-61 Universitas Airlangga di Dusun Princi, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang yang mengolah kulit jeruk menjadi kerupuk.
Bersama dengan warga, mereka mampu membantu pembuatan kerupuk kulit jeruk hingga tahap pemasaran.
Rachmad Ersan Satrio, selaku penanggungjawab program kerja mengatakan bahwa, masyarakat Dusun Princi mayoritas petani jeruk. Dimana, sering kali mengalami produk gagal jual.
“Oleh karena itu, untuk menyiasati kegagalan jual bersama warga sekitar produk gagal jual tersebut diolah dengan mengambil kulitnya untuk dijadikan kerupuk,” kata Ersan saat dijumpai di Unair, Kamis, (23/01/20).
“Masyarakat Dusun Princi yang kami bantu saat ini sebelumnya sudah pernah berjalan dan kita melakukan penyuluhan agar produk tetap laris,” tambahnya.
Pproduk yang gagal dalam seleksi jual tersebut,masih kata Ersan, diolah menjadi kerupuk agar tetap menghasilkan nilai jual. Para petani juga tidak akan mengalami kerugian panen sehingga dapat menjadi alternatif produk penjualan.
Dikesempatan yang sama, Koordinator produksi kerupuk kulit jeruk, Fitri mengungkapkan proses pembuatan kerupuk kulit jeruk pada tahap awal dilakukan pengeringan. Untuk menghilangkan rasa pahit, kulit jeruk sebelumnya direndam bersama air kapur sirih.
“Perbandingannya adalah 250 gram air kapur sirih dengan garam dan tepung tapioka banding 1 kg kulit jeruk agar rasa pahitnya dapat hilang dan aroma jeruk tetap ada,” terang Fitri.
Penyedap rasa juga tidak mengambil dari bahan kimia namun menggunakan pulpy jeruk yang sudah dipisahkan dengan kulit jeruk. Tanpa adanya bahan kimia maupun pengawet, produk kulit kerupuk mampu membuat konsumen tetap sehat dan terpenuhi zat gizinya.
Produksi yang masih awal bagi masyarakat Dusun Princi juga masih mengandalkan pasar sebagai tempat membeli bahan baku. Hanya saja, bahan baku utama yakni jeruk mengandalkan hasil panen warga sekitar.
“Bahan seperti tepung tapioka, garam, dan kapur sirih kami masih bergantung dengan pasar namun untuk jeruk kami ambil dari hasil panen warga,” ungkapnya.
Produk kerupuk kulit jeruk tersebut juga masih dijual dari warung ke warung. Produk tersebut pernah dijual hingga ke tempat wisata di Kota Batu. Namun karena izin dari manajemen terhenti, penjualan tersebut juga ikut terhenti. (Tls)