Tim PKM Unesa Wujudkan Lingkungan Pasar Bersih dan Produktif Berbasis Nilai “BERSIH”

SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Dalam rangka mewujudkan lingkungan pasar yang sehat dan produktif, tim peneliti Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melakukan program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Pasar Gedangan, Kabupaten Sidoarjo.

Pasar Gedangan, Kabupaten Sidoarjo ini resmi meluncurkan Roadmap Pengelolaan Sampah Organik Terpadu berbasis Internet of Things (IoT) dan pemberdayaan masyarakat.

Ketua Tim PKM Unesa, Prof. Dian Anita Nuswantara menyampaikan bahwa, program ini tidak hanya merespons tingginya volume sampah organik harian, tetapi juga mengusung nilai-nilai BERSIH (Bertakwa, Empati, Rijik, Simpatik, Inovatif, Halal) sebagai fondasi perubahan perilaku kolektif.

Roadmap Pengelolaan Sampah Organik Terpadu berbasis Internet of Things (IoT) dan pemberdayaan masyarakat di Pasar Gedangan Sidoarjo. (Foto : Istimewa/Warta Indonesia)

“Roadmap ini tidak hanya menyelesaikan masalah sampah, tetapi menciptakan model pemberdayaan yang dapat menghasilkan nilai ekonomi baru. Limbah bukan lagi beban, tetapi sumber daya,” ucap Prof. Dian Anita, Senin, (15/12/25) di Surabaya.

Menurut Prof. Dian Anita, Roadmap pengabdian ini dirancang dalam tiga fase utama, dengan fokus jangka pendek-menengah. Fase 1 Penataan Sistem Pemilahan dan Edukasi (2025-2026). Dimana, program ini dimulai dengan sosialisasi, edukasi kebersihan, dan penerapan sistem pemilahan sampah organik-anorganik di tingkat pedagang.

“Fase ini diiringi pembentukan kader lingkungan pasar, yang akan menjadi motor perubahan perilaku pedagang dan masyarakat,” terangnya.

Fase 2 Pembangunan TPST Organik dan Instalasi Teknologi (2026-2027). Dimana, Tim PKM mendirikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Organik di lahan non-produktif Pasar Gedangan. Fasilitas ini dilengkapi mesin pencacah sampah kering, komposter, serta unit sederhana untuk budidaya maggot. Sistem ini dirancang sebagai prototipe yang dapat direplikasi di pasar-pasar lain di Sidoarjo.

Sedangkan, Fase 3 Pengembangan Ekonomi Sirkular Berbasis Komunitas (2027-2028). Dimana, pada tahap akhir, roadmap diarahkan untuk membangun ekosistem ekonomi sirkular. Produk kompos dan maggot diolah menjadi produk bernilai ekonomi baik untuk komersialisasi maupun untuk kebutuhan internal, memperluas peluang usaha baru bagi masyarakat sekitar pasar.

Baca Juga  Usung Konsep Menarik, Fortuna Fitness Ajak Masyarakat Terapkan Pola Hidup Sehat

Tim PKM Unesa juga mendampingi pembentukan kelompok usaha pengelola limbah dan pengembangan ekosistem hijau sebagai upaya menuju entitas ekonomi mandiri.

Program ini secara konsisten memasukkan nilai-nilai BERSIH ke dalam setiap tahapan kegiatan sebagai arah moral sekaligus pedoman etis bagi mitra pasar. Diantaranya,

Bertakwa: Mengajak masyarakat menjaga kebersihan sebagai bagian dari tanggung jawab moral dan nilai spiritual, sejalan dengan ajaran kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.

Empati: Membangun kesadaran bahwa kebersihan pasar bukan hanya kepentingan pribadi, tetapi kenyamanan bersama. Edukasi menekankan pentingnya saling menjaga lingkungan agar pedagang, konsumen, dan warga sekitar sama-sama merasakan manfaat.

Rijik: Memaknai kebersihan sebagai jalan menuju keberkahan rezeki. Pasar yang bersih menarik lebih banyak pembeli, meningkatkan kenyamanan, dan berpotensi memperbaiki pendapatan pedagang.

Simpatik: Program dirancang agar ramah masyarakat—melibatkan pedagang tanpa memaksa, mengedepankan komunikasi persuasif, serta menciptakan ruang kolaboratif antara pengelola pasar dan komunitas.
Inovatif: Penempatan mesin pencacah kering, komposter, hingga unit maggot merupakan langkah inovatif yang sekaligus memudahkan masyarakat untuk mengelola limbah secara praktis dan berkelanjutan.

Halal: Proses pengelolaan kompos dan maggot dilakukan dengan teknik yang etis dan sesuai dengan prinsip halal, terutama bagi pedagang bahan pangan yang mengutamakan keamanan dan keberlanjutan.

Prof. Sri Setyo Iriani, salah satu anggota Tim PKM Unesa menambahkan, nilai-nilai BERSIH adalah DNA program ini. Tim PKM ingin memastikan perubahan yang terjadi bukan hanya teknis, tetapi juga menyentuh perilaku dan budaya masyarakat.

“Pengelola Pasar Gedangan menyampaikan bahwa dengan adanya program ini memberikan harapan baru. Kami merasa terbantu. Akhirnya ada solusi nyata untuk masalah sampah yang selama ini terus menumpuk,” ungkap Prof. Sri Setyo.

Dengan dukungan pemerintah daerah, tim pengabdian mengharapkan roadmap ini dapat menjadi rujukan bagi pasar-pasar tradisional lainnya, terutama dalam menciptakan pasar yang bersih, sehat, dan berdaya ekonomi.

Baca Juga  Havanna Family Reflexology Sidoarjo Siap Berikan Treatment Sehat & Nyaman

Program ini juga sejalan dengan target SDGs 11 dan 12, mendukung IKU perguruan tinggi, dan menguatkan agenda Asta Cita pemerintah dalam menciptakan lingkungan kota yang layak huni dan berkelanjutan. (*)

  • Pewarta : Tulus Widodo
  • Foto : Istimewa
  • Penerbit : Rizal IT

You may also like...