Unair Kirim Relawan Beri Bantuan Alat Filter Air untuk Korban Gempa Sulbar
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Sebanyak enam dosen dan tiga mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) menjadi relawan gempa Mamuju dan Majene mulai 24 Januari hingga 7 Februari 2021.
Para relawan Unair tersebut mengemban misi menyiapkan peralatan penjernih air untuk para pengungsi. Agar, dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh warga, mengingat air sangat dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari.
Moh. Nurrahmat Saputra mahasiswa Teknik Lingkungan Unair menjelaskan, terdapat empat desa yang menjadi prioritas pemasangan filter. Di antaranya Desa Malunda, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene; Desa Lombong Timur, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene; Desa Mekkaatta, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene; dan Desa Dayangina, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju.
“Sejauh ini kami menyisir sebanyak 10 desa, untuk kondisi 6 desa sumber airnya sudah tidak terjadi masalah. Dalam artian tidak kami prioritaskan untuk memasang instalasi pengolahan air bersih. Namun untuk ke empat desa yang lain, kami prioritaskan,” kata Nurrahmat, Senin, (01/02/21).
Keempat desa yang menjadi prioritas, lanjut Nurrahmat, sebelumnya mengandalkan sumber air yang dengan kondisi air yang keruh, berbau, dan sedikit berminyak. Selain mengandalkan sumber air, sambungnya, juga mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah.
Pembuatan alat dilakukan secara sederhana, dengan menggunakan alat dan bahan yang terdapat di sekitar daerah terdampak. Media filter yang digunakan adalah pasir dan kerikil yang kemudian disusun secara vertikal didalam ember air. Filter itu disebut roughing filter dan slow sand filter.
“Sedangkan, untuk pemasangan alat filter air dilakukan tim relawan dan dibantu warga lokal pada Minggu. (31/01/21),” terangnya.
Dalam pemasangannya, para relawan dibantu dengan tim PMI (Palang Merah Indonesia) dan warga lokal. Antusiasme warga sangat tinggi dengan adanya bantuan tersebut karena air bersih sangat dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari.
“Kami juga memberikan edukasi mengenai filter yang kami buat, sehingga para pengungsi nantinya dapat mengatasi masalah air bersih secara mandiri,” pungkas mahasiswa angkatan 2017 tersebut. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Dwito