
Unesa Dukung Peningkatan Kompetensi Guru era 40 di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Dalam rangka mengembangkan SDM guru agar memiliki kompetensi yang mengacu ke revolusi industri 4.0, program studi S3 Pendidikan Vokasi Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengadakan pelatihan guru.
Mengusung tema “Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Era 4.0 di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur”, Unesa memberikan pelatihan tentang pengembangan kurikulum, membuat rencana pembelajaran dan perangkat pemeblajaran, metode pembelajaran inovatif, pelatihan evaluasi terkait pembelajaran.
Bekerjasama dengan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), pelatihan yang dikemas dengan metode Ceramah, Diskusi dan Fokus Group Discussion (FGD) ini menghadirkan narasumber Prof. dr. Ratna Suhartini sebagai Ketua. Sedangkan, anggota ada Dr. Mochamad Cholik, M.Pd, Dr. Tri Rijanto, M.Pd, Dr. Meini SOndang Sumbawati, M.Pd., Prof. Dr. Ismet Basuki, M.Pd., Dr. Theodorus Wiyanto, M.Pd
SIKL sendiri adalah sekolah Indonesia yang diselenggarakan di Kuala Lumpur untuk mewadahi siswa dari Indonesia yang orangtuanya bekerja di Malaysia. Dimana, kurikulum yang digunakan adalah Living curriculum, yaitu kurikulum K-13 yang dirumuskan berdasarkan kebutuhan peserta didik.
Saat ini kurikulum di Indonesia berbasis kurikulum Merdeka belajar. Semua sekolah mengacu pada kurikulum tersebut. Oleh karena itu perlu adanya penyesuaiaan kurikulum Merdeka belajar di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur.
Terdapat beberapa mata pelajaran yang akan diajarkan, juga perlu merencanakan proses pembelajaran dan evaluasi yang akan diterapkan dalam kurikulum tersebut. Guru sebagai garda terdepan yang akan menentukan sukses tidaknya pembelajaran perlu memahami dan mengusasi hal tersebut.
Dengan perkembangan teknologi baru dan perkembangan di bidang pendidikan guru harus memiliki kompetensi guru sesuai dengan revolusi industri 4.0.
Dengan demikian diperlukan adanya Upaya pengembangan dan peningkatan kompetensi guru dan pengembangan kurikulum Merdeka dengan melakukan pelatihan secara online.
Semua peserta yang terdiri dari guru TK, SD, SMP, dan SLTA terlihat sangat antusias mengikuti pelatihan. Hal ini ditunjukkan pada setiap materi semua aktif berdiskusi, menyampaikan kurikulum, pembelajaran dan evaluasi. Pada saat FGD dilakukan coaching penyusunan Rencana Pelaksanaan pembelajaran dan Assesmen. Pelatian ini dilaksanakan secara online.
Ada peningkatan terhadap penyusunan rencana pembelajaran, rencana proses pembelajaran dan rencana asesmen yang akan dilakukan. Untuk menjaring respon peserta terhadap pelatihan dilakukan dengan angket. Semua data diambil dengan menggunakan google form.
Respon guru terhadap pelatihan sangat baik. Mereka berharap ada tindak lanjut pelatihan berikutnya, menyusun assemen pembelajaran yang lebih focus pada masing-masing jenjang Pendidikan. (*)
Perwarta : Tulus Widodo (Artikel)
Foto : Istimewa
Penerbit : Rizal IT