Ustaz Adi Hidayat : Isra Mikraj Sebagai Ikhtiar Pembentukan Generasi Bertakwa dan Berintelektual

JAKARTA_WARTAINDONESIA.co –  Dalam kajian peringatan Isra Mikraj yang diadakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Ustaz Adi Hidayat menekankan salat sebagai ikhtiar pembentukan pribadi dan generasi bertaqwa serta berintelektual.

Mengusung tema “Salat dan Pembentukan Karakter Utama”, pengkajian Isra Mikraj bersama Ustaz Adi Hidayat tersebut diadakan Kemendikdasmen pada Jumat, (31/01/25) di Jakarta.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti mengatakan bahwa, Isra Mikraj merupakan peristiwa penting yang menandai kewajiban umat muslim menjalankan ibadah salat lima waktu.

“Eratnya keterhubungan antara salat dan pembentukan karakter terutama bagi generasi muda dibahas secara mendalam bersama Ustaz Adi Hidayat,” ucap Abdul Mu’ti melalui rilis resminya, Sabtu, (01/02/25).

Menurut Abdul Mu’ti, peringatan Isra Mikraj sangat erat dengan perintah salat. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, akan disampaikan kaitan salat dengan kemampuan diri untuk menghindari perbuatan keji dan mungkar.

Ustaz Adi Hidayat menegaskan bahwa, penting untuk  mengkaji, memahami, mempraktikkan, serta menunaikan ibadah salat sehingga kenikmatan beragama dapat lebih terasa.

Mengawali ceramahnya, Ustaz Adi Hidayat menyoroti tentang makna takwa yang terkandung dalam Undang Undang (UU) Pendidikan Nomor 20 tahun 2003. Dalam UU tersebut mengandung pesan bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan nasional diawali dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Kata takwa selalu melekat baik di undang-undang dasar maupun moto institusi. Penting bagi kita untuk mengawalkan takwa sebelum kecerdasan intelektual, menghadirkan kekuatan spiritual sebelum mendatangkan kekuatan intelektual,” terang beliau.

Ustaz Adi Hidayat menambahkan, takwa yang disebutkan dalam berbagai dasar undang-undang dan janji institusi adalah elemen penting dalam pembentukan karakter. Dalam konteks pendidikan, takwa menjadi landasan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Baca Juga  Kemendikbudristek Ajak Sekolah di Surabaya Terus Lestarikan Permainan Tradisional

Selain itu, diungkap olehnya bahwa untuk menuju manusia yang unggul, insan manusia harus memaksimalkan tiga hal utama pada dirinya, yaitu fisik, ruh, dan akal. Ia menyebut, ketakwaan dan rambatan perilaku positif pada diri manusia bersumber dari ruh atau jiwa yang baik.

“Manusia yang mampu mengoptimalkan jiwa takwa dan mengeksplorasikan nilai kebaikan, akan semakin dekat dengan kesuksesan dan kebahagiaan. Itu sebabnya, ketakwaan selalu menjadi dasar untuk mewujudkan generasi emas di masa depan,” ungkap beliau.

Selanjutnya, dijelaskan oleh beliau bahwa salat merupakan instrumen takwa yang paling spesial diterima oleh Nabi Muhammad S.A.W. Dalam kaitannya dengan Isra Mikraj perintah salat serta keagungannya ditandai dengan petualangan nabi dari bumi sampai menembus langit ketujuh. (*)

  • Pewarta : Angga DKI
  • Foto : Istimewa
  • Penerbit : Rizal IT

You may also like...