“Bluder Tunjungan” Siap Manjakan Lidah Warga Kota Surabaya
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Bluder yang populer di jaman Belanda hingga menjadi ikon makanan peninggalan belanda di Indonesia ini kini hadir kembali dan siap manjakan lidah warga Kota Surabaya.
“Bluder Tunjungan” secara resmi membuka outlet oleh oleh khas Surabaya di Jalan Kutai Surabaya mulai 08 April 2022 dengan tagline #citarasalegenda.
Head of Development Marketing Bluder Tunjungan Rani Budi Yuwono mengatakan bahwa, Bluder merupakan roti jaman Belanja yang memiliki citarasa khas nusantara dengan tekstur empuk, manis dan lembut.
“Bluder Tunjungan sendiri merupakan roti yang tetap menggunakan resep nenek moyang untuk menjaga kualitas rasa. Agar, bluder baik rasa dan tektur tetap terjaga,” kata Rani saat dijumpai di outletnya, Minggu, (10/04/22).
Untuk pilihan rasa, lanjut Rani, Bluder Tunjungan masih memiliki 3 varian rasa yaitu Original, Coklat dan Keju yang dikemas secara hygienis. Agar, kualitas rasa dan kebersihan Bluder Tunjungan tetap terjaga hingga bisa dinikmati bersama keluarga, teman maupun buat oleh oleh relasi.
“Bluder Tunjungan lebih nikmati saat menjadi teman ngopi maupun minum teh di pagi hari atau waktu santai. Terlebih lagi, pada saat bulan Ramadhan 1443 Hijriyah Blunder Tunjungan bisa menjadi santapan nikmat saat berbuka puasa maupun sahur,” terangnya.
Bedanya Bluder Tunjungan dengan bluder lain adalah bentuknya. Umumnya, bluder berbentuk sedikit kotak merucut namun Bluder Tunjungan dibentuk sesuai aslinya pada jaman Belanda yaitu segi panjang.
Selain sudah terdaftar sebagai produk makanan Halal, harga Bluder Tunjungan ini terbilang cukup terjangkau. Mulai harga IDR 30.000 hingga IDR 32.000.
Rani juga berharap, kehadiran Bluder Tunjungan ini bisa disambut baik masyarakat luas hingga bisa meramaikan wisata kuliner di Kota Surabaya. Serta, bisa menjadi oleh oleh khas untuk menjamu para wisatawan yang berkunjung di Kota Pahlawan.
“Ayooo, kunjungi pusat oleh oleh khas Surabaya Bluder Tunjungan. Nikmati sensasi menikmati roti bluder di jaman Belanda dengan resep nenek moyang,” pungaks Rani. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Tulus
- Penerbit : Dwito