
Tasyukuran Khitan Barra Bocah Berusia 7 Tahun Penuh Makna
SIDOARJO_WARTAINDONEISA.co – Sunat atau khitan merupakan tindakan memotong sebagian atau seluruh kulit penutup dari penis. Hal ini juga merupakan anjuran wajib bagi kaum adam yang beragama Islam demi menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh.
Seperti yang dilakukan oleh keluarga besar Bayu Tris Susandi dan Ratu Maya Ulfah yang mengkhitankan putranya bernama Barra Tris Fabian (7) pada Minggu, 21 Maret 2021 lalu di Jalan Singojoyo VI Bangah Sidoarjo.
Meskipun Barra Tris Fabian baru berusia 7 tahun dan baru menginjak kelas 1 Sekolah Dasar namun bocah berperawakan besar ini sudah berani mengajukan khitan kepada orang tuanya. Padahal, rata rata umumnya anak anak berani dikhitan ketika berusia 10-12 tahun atau setelah lulus SD.
Bayu Tris Susandi mengaku kaget juga bangga ketika putranya tiba tiba meminta dikhitan. Sebagai seorang ayah, Bayu langsung mengiyakan permintaan putranya tersebut dengan memanggil dokter ahli khitan di kediamannya.
“Kaget juga. Tapi bangga putra saya sudah berani meminta khitan sendiri bukan kita orang tuanya yang malah menyuruh,” kata Bayu, saat dijumpai di kediamannya, Minggu, (21/03/21).
“Padahal, saya berencana nanti ketika Barra sudah berusia 11 tahun baru saya khitankan menggunakan metode laser atau smart kalmp yang lebih aman dan cepat sembuhnya,” sambungnya.
Namun, lanjut Bayu, karena ini masih dalam masa pandemi dirinya tidak mengadakan pesta besar untuk putra laki lakinya. Hanya pesta tasyukuran aja dengan mengundang teman dan kerabat dekat saja. Dan, pastinya tetap menerapkan protokol kesehatan dengan baik demi keamanan dan kenyamann bersama.
“Padahal kami ingin merayakan pesta khitan di gedung dengan berbagai acara demi memberikan semangat buat putra kami. Namun, karena kondisi masih pandemi terpaksa acara kita ganti tasyukuran sederhana tapi berkesan buat anak saya,” terangnya sembari tersenyum.
Dengan menggunakan pakaian adat jawa Barra beserta orangtuanya menyambut hangat sahabat dan keluarga dekat yang hadir untuk memberikan selamat.
Meskipun, acara khitanan tidak semeriah pesta seperti adanya penyambutan dengan tabuhan gendang atau arak arakan seperti tradisi jawa, namun Barra nampak terlihat bahagia karena teman teman bermainnya juga hadir memberikan selamat.
Menariknya, khitan di era modern ini tidak lagi menggunakan cara tradisional atau konvensional yang mengharuskan anak anak menggunakan sarung selama 1 minggu agar luka bekas khitan bisa sembuh maksimal. Namun, khitan sekarang sudah modern menggunakan sistem laser atau smart klamp yang cukup sehari saja bocah yang dikhitan sudah bisa melakukan aktifitas kembali. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Julian
- Penerbit : Dwito