BI Optimis Pertumbuhan Ekonomi Jatim di Tahun 2024 Terus Membaik

SURABAYA _WARTAINDONESIA.co – Meskipun akhir masa jabatan sebagai Kepala KPw (Kantor Perwakilan) Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Doddy Zulverdy masih menyempatkan untuk menggelar kegiatan BBM (Bincang Bareng Media) pada Senin, (29/01/24) di Gedung BI Jatim Surabaya.

Dalam kesempatan BBM, Doddy Zulverdy yang akan mengemban tanggung jawab baru sebagai Asisten Gubernur BI di Jakarta memaparkan kinerja ekonomi Jawa Timur.

Doddy Zulverdy menjelaskan bahwa, Bank Indonesia Jawa Timur optimis ekonomi Jawa Timur akan terus membaik di tahun 2024. Diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Jatim di 2024 bakal mencapai 4,9% hingga 5,3%.

“Ekonomi di Jatim di tahun 2024 akan membaik dibanding tahun lalu. Ini adalah pencapaian yang sangat membanggakan ditengah kondisi global yang masih belum menentu,” ucap Doddy, Senin, (29/01/24).

Menurut Doddy, optimisme tersebut dilihat dari terus menanjaknya permintaan domestik yang tercermin dari kenaikan konsumsi rumah tangga dan konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT), dampak dari pesta demokrasi pemilu 2024.

“BI juga berharap konsumsi pemerintah membaik. Sehingga, sektor yang barangnya banyak dibeli oleh pemerintah juga akan terangkat,” terangnya.

Investasi juga diproyeksikan akan lebih rendah dibanding tahun lalu. Sehingga, target inflasi di tahun 2024 ini diturunkan mencapai 2,5 % plus minus 1 dibanding tahun 2023 yang mencapai 2,93%. Adapun faktor dasar yang mendorong terkendalinya inflasi yaitu tuntasnya Elnino di tahun ini sehingga cuaca menjadi lebih baik dibanding 2023. Sedangkan, dari sisi ekspor diperkirakan tahun 2024 ini cukup positif ada rebound.

“Sehingga, ekonomi di Jatim meningkat di dukung paling besar oleh sektor rumah tangga dan sektor konsumsi LNPRT untuk kebutuhan Pemilu, industri pengolahan, pertanian, Mamin dan juga jasa,” ungkap Doddy.

Baca Juga  JREF 2024 Langkah Strategis Memperkuat Sektor Pertanian dan Ketahanan Pangan

Dalam kesempatan BBM, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Bandoe Widiarto juga menjelaskan terkait uang palsu. Dimana, sepanjang 2023 pelaporan uang palsu di Jatim berjumlah 19.872 lembar atau mengalami penurunan 30% dibandingkan dengan tahun 2022 yang berjumlah 28.389 lembar.

“Proporsi temuan uang palsu pada tahun 2023 (ytd) didominasi oleh pecahan Rp100.000 (63,1%), pecahan Rp50.000 (27,2%), pecahan Rp20.000 (2,3%), pecahan Rp10.000 (5,4%) dan pecahan Rp5.000 (1,7%),” kata Bandoe.

Adapun strategi Penanggulangan Peredaran Upal di masyarakat oleh KPw BI di Jawa Timur dilakukan secara berkesinambungan dengan senantiasa mengedukasi masyarakat untuk mengenali ciri-ciri keaslian uang Rupiah. (*)

  • Pewarta : Tulus Widodo
  • Foto : Tulus
  • Penerbit : Dwito

You may also like...