
TPS dan Bea Cukai Bekerjasama Lakukan Percepatan Reformasi Sektor Logistik
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Sebagai bagian dari upaya mempercepat reformasi sektor logistik, para perwakilan dari institusi kepabeanan negara anggota ASEAN berkumpul di Surabaya untuk mengikuti Regional Workshop on Time Release Study (TRS)
Mengusung tema “Enhancing Cross-Border Cooperation and Efficient Trade Facilitation through Time Release Study”, workshop ini bertujuan untuk mengoptimalkan efisiensi pengelolaan logistik internasional, dengan fokus pada penerapan Coordinated Border Management (CBM) dan National Logistics Ecosystem (NLE).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI ini memfokuskan pentingnya kerja sama lintas batas antarnegara untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi proses kepabeanan.
Direktur Teknis Kepabeanan DJBC, Susila Brata menjelaskan, melalui studi ini, negara-negara ASEAN berupaya mengidentifikasi dan mengurangi titik-titik kemacetan yang selama ini memperlambat arus barang di perbatasan, sekaligus mendorong harmonisasi prosedur kepabeanan.
“Perkembangan globalisasi ekonomi dunia, memerlukan cara pandang yang juga berkembang. TRS menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas border,” ucap Susilo melalui rilis resminya, Sabtu, (21/06/25).
Salah satu sorotan utama dalam workshop ini adalah pembahasan mengenai Coordinated Border Management (CBM), suatu konsep yang menekankan pentingnya koordinasi antara berbagai lembaga yang terlibat dalam pengelolaan perbatasan, termasuk bea dan cukai, otoritas pelabuhan, serta instansi terkait lainnya.
“Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat tercipta sistem yang lebih terintegrasi dan efisien dalam memfasilitasi perdagangan lintas batas,” terangnya.
Salah satu rangkaian penting dalam workshop ini adalah kunjungan ke Terminal Petikemas Surabaya (TPS) yang dipimpin oleh Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung Perak, Dwijanto Wahjudi.
TPS yang merupakan salah satu pelabuhan utama di Indonesia, memiliki peran sangat strategis dalam mendukung arus logistik internasional, terutama dalam mendukung upaya percepatan alur perdagangan antarnegara.
Sekretaris Perusahaan TPS, Erika A. Palupi, menjelaskan bahwa pihaknya terus berupaya meningkatkan kinerja operasional melalui berbagai inisiatif, termasuk standarisasi, digitalisasi dan integrasi sistem untuk kinerja lebih baik setiap waktu.
“Pelindo, melalui SPTP dan TPS, berkomitmen untuk mendukung implementasi National Logistics Ecosystem (NLE) dengan membangun infrastruktur yang lebih canggih dan efisien,” terang Erika.
TPS sendiri telah melakukan berbagai inovasi, seperti pemanfaatan platform digital yang saling terhubung antar instansi dan mempersingkat proses di pelabuhan hingga diterima oleh konsumen dengan tetap memastikan pengawasan atas keamanan barang.
Sebagai operator terminal petikemas yang berada di wilayah Pelabuhan Utama Tanjung Perak, TPS berperan penting dalam meningkatkan efisiensi logistik nasional melalui berbagai langkah strategis.
Salah satu langkah signifikan yang ditempuh adalah penerapan sistem informasi berbasis teknologi digital yang memungkinkan integrasi antar semua pihak yang terlibat dalam proses logistik, termasuk otoritas kepabeanan, pengusaha logistik, serta pengelola pelabuhan.
“Untuk menciptakan efisiensi yang lebih baik, TPS telah mengembangkan berbagai platform digital yang menghubungkan seluruh stakeholder dalam rantai pasok, mulai dari importir, eksportir, hingga lembaga kepabeanan,” ungkap Erika.
Workshop ini juga menjadi momentum penting untuk mempererat kerja sama ASEAN dalam memajukan sektor logistik yang efisien, efektif, dan berkelanjutan.
Para peserta sepakat bahwa melalui koordinasi yang lebih baik dan integrasi teknologi, kawasan ASEAN dapat menciptakan sistem perdagangan yang lebih efisien dan menguntungkan bagi seluruh negara anggota. (*)
- Pewarta : Tulus Widodo
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Rizal IT