Wamendiktisaintek RI : Perguruan Tinggi Perlu Lompatan Besar Menuju Indonesia Emas 20245

SURABAYA_WARTAINDONESIA.coPerguruan Tinggi kini tidak cukup menjadi institusi penyedia layanan pendidikan. Perlunya lompatan besar agar mampu menjawab tantangan peradaban menuju Indonesia Emas 2045.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan dalam keynote speech di Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) 2025 pada Kamis, (20/11/25) di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

“Dengan tingkat ketimpangan pengeluaran nasional yang masih berada pada angka 0,375, dan Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi yang baru mencapai 32 persen, kontribusi perguruan tinggi harus bergerak ke arah yang lebih strategis,” ucap Wamen Fauzan.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan dalam keynote speech KPPTI 2025. (Foto : Tulus/Warta Indonesia)

Melalui forum KPPTI 2025 ini, lanjut Wamen Fauzan, Kemdiktisaintek menghimpun pimpinan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia untuk melihat ulang orientasi dan peran kampus dalam perubahan sosial, ekonomi, hingga pembangunan karakter bangsa.

“Apalagi, kita menghadapi kenyataan bahwa pengangguran masih tinggi. Kemampuan lulusan sering tidak bertemu dengan kebutuhan industri. Situasi ini membuat transformasi bukan pilihan, tapi keharusan,” terangnya.

Menurut Wamen Fauzan, berdasarkan arahan Presiden RI Prabowo Subianto pembangunan SDM harus diterjemahkan secara konkret oleh perguruan tinggi. Serta, sektor industri kini menuntut kompetensi teknis dan spesifik, yang menandai perlunya perbaikan sistemik mulai dari kurikulum hingga pola birokrasi kampus.

“Kalau kita serius ingin bertransformasi, kita perlu menata ulang cara bekerja. Mulai dari kurikulum, pola tata kelola, sampai kemampuan lulusannya. Keberanian berubah itu yang harus dimiliki perguruan tinggi,” tegasnya.

Fauzan juga mengingatkan bahwa siklus perkembangan sosial dan ekonomi selalu berulang. Perguruan tinggi justru menjadi aktor yang mampu mengendalikan siklus tersebut agar tetap bergerak ke arah kemajuan.

“Anak muda memilih perguruan tinggi karena harapan untuk masa depan yang lebih baik. Mahasiswa datang dengan mimpi. Perguruan tinggi harus menjadi tempat yang mampu mematangkan mimpi itu, bukan sekadar tempat mendapatkan ijazah,” ungkap Wamen Fauzan.

Baca Juga  Rumah Inovasi Unesa, Wadah Kreatifitas Civitas Unesa

Dalam kesempatan tersebut, Wamen Fauzan juga meminta seluruh pimpinan perguruan tinggi untuk keluar dari zona nyaman, membangun keberanian mengambil langkah-langkah baru, dan membawa kampus masing-masing menjadi motor perubahan peradaban Indonesia. (*)

  • Pewarta : Tulus Widodo
  • Foto : Tulus
  • Penerbit : Rizal IT

You may also like...