Bank Indonesia : Tren Ekonomi Digital di Masa Pandemi Covid-19
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Ditengah perlambatan ekonomi karena adanya wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia, ekonomi digital masih terlihat meningkat dan diproyeksikan tetap akan terus tumbuh.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Jawa Timur, Difi A. Johansyah dalam kesempatan Sharing Session bertajuk “Payment System Dalam Peradapan Manusia” yang digelar Ikatan Alumni ITB Jatim secara daring pada Kamis, 25 Juni 2020.
Dalam paparannya, Difi A. Johansyah menyampaikan bahwa, perkembangan sistem pembayaran digital di Indonesia termasuk di Jawa Timur masih mengalami peningkatan yang baik. Peningkatan perekonomian digital terlihat pada sisi E-commerce. Dimana, nominal transaksi Maret 2020 tumbuh 9,9% (mtm) dan volume transaksi naik 18,1% (mtm).
“Sedangkan, dari sisi digital payment setelah tumbuh dikisaran 20% pada 2 tahun terakhir (2018-2019), pasar digital payment diproyeksikan terus tumbuh di kisaran 9% – 17% di tahun 2020-2023,” kata Difi di Sharing Session, Kamis, (25/06/20).
“Salah satu pendorong pertumbuhan tersebut adalah awareness masyarakat terhadap penggunaan E-commerce di masa pandemi Covid-19,” sambungnya.
Tugas Bank Indonesia dibidang sistem pembayaran, lanjut pria yang memiliki julukan Cak Difi T1’81 ini, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan mandat menjaga stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan sebagaimana yang diamanatkan oleh undang undang.
“Salah satu tren ekonomi digital saat ini adalah QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard). Dimana, QRIS menjadi solusi pembayaran digital ditengah pandemi Covid-19. Karena, QRIS satu untuk seluruh pembayaran,” terangnya.
Difi menjelaskan, QRIS (QR Code Indonesian Standard) adalah standar QR Code pembayaran untuk sistem pembayaran Indonesia yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI)
“Banyak manfaat saat melakukan pembayaran dengan QR Code. Diantaranya, mendorong efisiensi perekonomian, Mempercepat keuangan inklusif dan Memajukan UMKM,” ungkap Difi.
Tren ekonomi digitalisasi mengubah perilaku transaksi kearah tuntutan yang lebih menekankan pada mobilitas, kecepatan, flesibilitas (open and omni plat form) serta keamanan. Selain itu, digitalisasi membuka lebar peluang inklusivitas dan elektronifikasi. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Tulus
- Penerbit : Dwito