BI Ajak Pelaku Usaha Raih Pasar Ekspor di New Normal
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Dalam rangka membangkitkan kembali semangat bisnis para pelaku usaha dengan memanfaatkan peluang di pasar global, terlebih di masa transisi New Normal ini, Bank Indonesia melalui Kantor Perwakilan Jawa Timur kembali menggelar dialog bisnis berkonsep NGOPI (Ngobrol Online Inspiratif).
NGOPI vol. 6 bertema “Siap Raih Pasar Ekspor di New Normal” yang didakan secara virtual pada Rabu, 24 Juni 2020 menghadirkan narasumber hebat diantaranya, M. Yatim Perwakilan Kanwil Bea Cukai Jatim, Fernanda Reza, Free Trade Agreement (FTA) Center Surabaya dan Septrianto Maulana perwakilan HIPMI Gresik.
Difi A. Johansyah selaku Kepala KPw BI Jatim sekaligus penggagas NGOPI menyampaikan bahwa, Ekspor itu gampang. Terlebih, mengingat potensi produk ekspor Jawa Timur dan Indonesia yang sangat besar.
“Mari kita bersama sama tebarkan tag “Ekspor itu Gampang”. Dengan harapan supaya Indonesia mengikuti jejak negara lain (seperti Vietnam, Thailand, Korea, dan Turki) yang dengan mudah dapat melakukan kegiatan bisnis ekspor,” ucap Difi dalam NGOPI virtual, Rabu, (24/06/20).
“Diharapkan, melalui pertemuan ini dapat menjadi mengubah paradigma pelaku usaha agar terus bersemangat meraih pasar ekspor di masa transisi New Normal ini,” sambungnya.
BI Jatim, lanjut Difi, juga akan terus berkoordinasi dengan KPw BI di luar negeri seperti Tokyo, Singapura, dan Beijing serta perwakilan dagang di Australia dan negara lainnya untuk menjajaki potensi ekspor UMKM di Indonesia khususnya wilayah Jawa Timur.
Dalam dialog bisnis NGOPI tersebut, M.Yatim perwakilan Kantor Wilayah Bea Cukai Jatim memaparkan terkait fasilitas yang diberikan oleh Dirjen Bea Cukai kepada pelaku usaha atau UMKM yang telah memenuhi persyaratan untuk menjadi IKM ekspor, yaitu berupa fasilitas KITE IKM.
“Fasilitas ini ditujukan tidak hanya kepada pengusaha besar saja. Namun, sekarang juga menyasar pada pelaku usaha kecil atau IKM,” terang M.Yatim.
Menurut M.Yatim, dengan adanya fasilitas ini, Dirjen Bea cukai tidak hanya memfasilitasi kegiatan impor saja, namun juga berkomitmen untuk memfasilitasi kegiatan ekspor IKM., berupa fasilitas pembebasan mesin, pembebasan bahan baku dan pembebasan barang-barang.
Sedangan, Fernanda Reza dari FTA Center Surabaya mengatakan bahwa, tujuan utama dibentuknya FTA adalah sebagai upaya dalam meningkatkan ekspor yaitu dengan cara melakukan percepatan penyelesaian perjanjian perdagangan dengan negara lain. Sehingga, Indonesia memiliki daya saing yang tidak kalah dengan negara lain.
“Dalam rangka persiapan Indonesia Australia – CEPA (IACEPA) yang akan berlaku mulai 5 Juli 2020, dihimbau kepada semua pelaku usaha untuk melakukan kegiatan ekspor ke Australia karena produk Indonesia tarifnya 0% masuk ke Australia,” ungkap Reza.
Dikesempatan yang sama, Septrianto Maulana selaku Sekretaris Umum GPC HIPMI Gresik, menjelaskan, UMKM merupakan penggerak perekonomian negara. Sehingga, perlu dikembangkan untuk dapat bersaing di pasar global. Dalam impor/ekspor selalu membutuhkan peran dari logistikyang dikenal dengan Freight Forwarder, yaitu perusahaan yang memberikan pelayanan jasa dalam pengurusan dokumen maupun pengiriman dan penerimaan barang ekspor maupun impor melalui jalur udara maupun jalur laut.
NGOPI vol 6 yang diikuti sekitar 260 peserta dari para pelaku usaha ini terlihat antusias dan semangat. Hal ini terlihat dari banyakanya pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Tulus
- Penerbit : Dwito