Kembangkan Inovasi Bidang Kesehatan UNAIR dan BPOM Jalin Kerjasama

SURABAYA_WARTAINDONESIA.co Kerjasama antara Universitas Airlangga (Unair) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI diharapkan mampu menjadi langkah awal yang baik. Agar, bisa memberikan kontribusi yang lebih baik lagi untuk bangsa dan negara.

Kerja sama yang dituangkan dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada Rabu, 27 November 2019 di Kampus C Unair dihadiri langsung oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. Mohammad Nasih dan Kepala BPOM RI Dr. Ir. Penny K. Lukito.

Prof. Nasih menyampaikan bahwa, Unair memiliki kontribusi cukup besar bagi bangsa dan negara, khususnya di bidang pengembangan obat dan makanan. Unair memiliki banyak peneliti dan ahli yang aktif berinovasi di bidang pengembangan obat.

“Kerjasama antara UNAIR dan BPOM sudah sangat kita tunggu sejak lama dan mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik untuk proses kerja sama ke depan, sehingga bisa berkontribusi untuk bangsa dan negara,” ucapProf. Nasih dalam sambutannya usai penandatanganan MoU, Rabu, (27/11/19).

“Lembaga pendidikan dan penelitian mempunyai keahlian yang berbeda-beda. Tujuannya, menghasilkan formula dan menciptakan suatu produk. Namun, untuk bisa mendapatkan ijin edar dan beredar luas ke pasaran, masih banyak proses yang harus dilalui,” sambungnya.

Kehadiran BPOM masih menurut Rektor Unair, menjadi anugerah tersediri bagi Unair. Karena, berbagai upaya pendampingan oleh BPOM dalam rangka melakukan percepatan agar berbagai macam produk inovatif yang UNAIR hasilkan itu bisa diterima oleh masyarakat, serta memberi impact dan manfaat bagi bangsa dan negara secara legal.

Dikesempatan yang sama, Kepala BPOM RI Dr. Ir. Penny K. Lukito juga menjelaskan, bahwa, kerjasama BPOM dan UNAIR penting dilakukan. Karena, adanya produk produk inovasi kesehatan yang dikembangkan oleh Unair. Seperti, Stem Cell dan Teaching Industry Rumput Laut.

Baca Juga  PLasmaHub Karya ITS, Bantu Permudah Permasalahan Donor Plasma Konvalesen

“BPOM tidak bisa bekerja sendiri. Karena itu pentingnya riset dari para intelektual akademisi yang harus terus didorong. Oleh karena itu pentingnya kerjasama dengan para intelektual akademisi,” tutur Penny.

Dr. Penny juga sangat mendukung UNAIR yang selalu ingin mewujudkan hasil-hasil riset untuk menjadi sebuah produk yang inovatif dan beragam dibidang kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan yang ada dan BPOM siap mendampingi.

Tentunya menjadi kebanggan UNAIR bisa memproduksi produk Stem Cell yang pertama di Indonesia, dan mudah-mudahan bisa berproduksi secara komersil sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat. (Tls)

You may also like...