
KSEI Kembangkan Infrastruktur Digital Untuk Pasar Modal Yang Lebih Adaptif di Masa Pandemi
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Sebagai upaya untuk mendukung industri pasar modal Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bersama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan KPEI telah memberikan insentif atas layanan jasa yang diberikan kepada pelaku industri sehubungan dengan kondisi pandemi mulai bulan Juni – Desember 2020.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo dalam perayaan HUT Ke 23 KSEI bertema “Agility in The New Normal” yang diselenggarakan secara virtual pada Rabu, 23 Desember 2020.
Uriep Budhi Prasetyo menyampaikan bahwa, ditengah pandemi Covid-19 yang masih belum mereda, pasar modal Indonesia menghadapi kondisi yang cukup menantang. Dan, hal ini sangat disadari oleh KSEI selaku Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
“Akibat dampak pandemi, KSEI akan memfokuskan diri membangun rencana strategis sesuai dengan kondisi pasar yang semakin dinamis dan terus berubah,” kata Uriep, Rabu, (23/12/20).
Untuk pemakai jasa KSEI, lanjut Uriep, penyesuaian yang dilakukan antara lain terkait penurunan biaya penyimpanan dari 0,005% menjadi 0,0045%, pembebasan biaya pendaftaran Efek awal, biaya tahunan untuk Efek yang diterbitkan selama periode intensif menjadi 50%, pengurangan biaya S-INVEST sebesar 75% hingga pembebasan biaya registrasi produk investasi selama periode insentif.
“Kami berharap penyesuaian tersebut dapat terus mendukung geliat pasar modal Indonesia meski diterpa kondisi pandemi,” terangnya.
Beberapa pengembangan yang berhasil dilakukan KSEI, khususnya terkait dengan teknologi digital sehingga dapat mendukung beberapa kegiatan di pasar modal Indonesia secara online. Selama 2020, terdapat penambahahan 1 Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (RDN) yang bekerjasama dengan KSEI, sehingga total terdapat 17 bank yang dapat mendukung pembukaan RDN dalam berinvestasi di Pasar Modal. Adapun jumlah Perusahaan Efek yang dapat mendukung program Simplifikasi Pembukaan Rekening sepanjang tahun 2020 juga bertambah 8 perusahaan. Sehingga secara total terdapat 19 Perusahaan Efek yang dapat mendukung proses pembukaan rekening secara online. Pengembangan platform digital lainnya juga direalisasikan KSEI melalui pengembangan eASY.KSEI sebagai platform e-Proxy sejak April 2020.
Dikesempatan yang sama, Direktur KSEI Syafruddin menyampaikan, sepanjang tahun 2020, eASY.KSEI telah memberikan kemudahan bagi para pihak yang terlibat pada penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), di antaranya Emiten, Biro Administrasi Efek, Partisipan KSEI, sampai dengan Investor.
“eASY.KSEI telah digunakan oleh 642 Emiten dimana dari jumlah tersebut, 633 Emiten telah berhasil menggunakan eASY.KSEI untuk penyelenggaraan RUPS,” tandas Syafruddin.
eASY.KSEI telah mendukung penyelenggaraan total 979 RUPS, baik RUPS-Tahunan maupun RUPS-Luar Biasa dengan total 12.134 investor yang menghadiri RUPS. Dari jumlah kehadiran tersebut, 76% di antaranya (9.209 investor diantaranya hadir melalui kuasa elektronik yang disampaikan melalui eASY.KSEI sebesar 76%,” ungkap Syafruddin. Dalam waktu dekat, platform eASY.KSEI juga akan dilengkapi dengan fasilitas e-Voting, yang memungkinkan investor pasar modal untuk dapat melakukan voting secara elektronik serta menyaksikan jalannya RUPS melalui fasilitas live streaming pada eASY.KSEI.
Saat ini KSEI telah menyusun 30 program kerja, dimana 9 diantaranya merupakan program strategis, salah satunya adalah rencana pengembangan alternatif penyimpanan Dana Nasabah pada Sub Rekening Efek (SRE) untuk instrumen Efek Bersifat Ekuitas dan Efek Bersifat Utang dan Investor Fund Unit Account (IFUA) untuk instrumen Reksa Dana. Program ini bertujuan untuk memberikan alternatif tempat penyimpanan dana dalam rangka penyelesaian transaksi di pasar modal. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Tulus
- Penerbit : Dwito