Ko Steve Himbau Orang Tua Waspada Beli Susu Murah, Awas Produk Palsu

SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Maraknya makanan dijual bebas via online dari marketplace di media sosial menimbulkan kekahawatiran baru akan produk asli atau palsu. Ini yang membuat Konten Kreator Edukasi Ko Steve menyuarakan ajakan untuk waspada membeli produk untuk anak anak.

Konten Kreator Edukasi, Ko Steve menyuarakan kekhawatiran soal dugaan pemalsuan produk yang seharusnya aman untuk anak anak. Sehingga, konten tersebut viral menjadi perbincangan hangat di media sosial yang membandingkan dua jenis produk susu Dancow. Dimana, produk susu tersebut satu dibeli dari supermarket dan satunya lagi dibeli e-commerce yang disebut sebagai produk reject pabrik.

Dalam kontennya, Ko Steve menunjukkan perbedaan warna, tekstur dan rasa keduanya. Dimana, susu dari supermarket terlihat lebih kuning dan halus seperti salju. Sedangkan, versi reject tampak lebih pucat dan bertekstir seperti tepung.

Ko Steve menyuarakan kekhawatirannya soal dugaan pemalsuan produk yang seharusnya aman untuk anak anak. Sehingga, unggahan tersebut memicu reaksi besar dari masyarakat. Netizen pun ikut mengekspresikan kemarahan dan kekhawatiran.

“Ini hanya sebagai pengingat pentingnya para orang tua untuk lebih hati hati dalam membeli produk konsumsi terutama untuk anak anak. Harga murah memang menggiurkan akan tetapi keamanan dan kualitas harus diperhatikan,” kata Ko Steve mengingatkan, Selasa, (22/07/25).

Menurut Ko Steve, idealnya beli produk makanan itu di toko resmi atau supermarket. Namun, jangan lupa untuk cek kemasan, segel dan tanggal kadaluarsa. Hal ini bukan soal belanja cerdas tapi juga bentuk tanggung jawab untuk menjaga kesehatan keluarga terutama anak anak.

Unggahan viral tersebut berawal dari seorang teman dekat Ko Steve mengalami kejadian yang tak terduga hasil foto miliknya digunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk menjual produk palsu.

Baca Juga  Tingkatkan Kinerja Terbaik, BrandPartner Tempati Kantor Baru di Voza Tower

Tak hanya itu, Ko Steve sendiri kemudian membeli produk yang serupa dengan harga lebih murah. Setelah ditelusuri, ternyata produk tersebut palsu. Fakta ini mengguncangnya. Tapi titik balik sebenarnya datang dari kisah yang lebih personal lagi. Dimana, pacarnya sendiri menjadi korban.

Diceritakan, pada hari ulang tahunnya, sang pacar menerima hadiah dari sahabat terbaiknya sebuah produk yang ternyata palsu. Ironisnya, sahabat itu pun tidak tahu bahwa barang yang dibelinya adalah palsu.

Kejadian itu membuat Ko Steve bertanya “Kalau orang sebaik dan sedekat itu saja bisa tertipu, bagaimana dengan masyarakat lain yang tidak punya akses informasi memadai,” terangnya.

Dari situlah video pertamanya dibuat. Dengan pendekatan yang tidak dibuat-buat, tanpa dramatisasi, dan tanpa settingan yang dipaksakan. Tidak ada acting, tidak ada manipulasi. Hanya data, fakta visual, dan rasa ingin tahu yang jujur. Lighting dan kamera tentu tetap digunakan demi kualitas tayangan, tapi yang membedakan adalah kejujuran dalam penyampaian.

Ko Steve mulai membandingkan produk-produk yang beredar di pasaran dari skincare, minuman kesehatan, hingga perlengkapan rumah tangga dan memperlihatkan perbedaan nyata antara yang original dan tiruan. Ia menggunakan alat bantu sederhana seperti pipet, cawan petri, sendok plastik, dan air hangat. Semuanya disajikan dari meja makan di rumahnya sendiri.

Dalam sebuah podcast bersama Dr. Richard, ia menyatakan, “Saya tidak pernah berniat jadi hero. Tapi ketika orang-orang di sekitar saya tertipu, saya merasa wajib membagikan apa yang saya tahu,” tegasnya.

Akun TikTok @kosteve pun melejit dengan cepat. Dalam lima bulan, ia mencetak lebih dari 300 juta views. Kini, banyak yang menyebutnya sebagai pembawa angin perubahan. Tapi Kosteve tetap konsisten pada prinsip awalnya menyampaikan kebenaran dengan cara yang bisa dipahami semua orang. Tanpa jargon teknis, tanpa unsur drama, dan tanpa kepentingan tersembunyi. (*)

  • Pewarta : Tulus Widodo
  • Foto : Istimewa
  • Penerbit : Rizal IT

You may also like...