Bersama Konsorsium Perguruan Tinggi, Unair Wujudkan Desa EMAS di Jawa Timur
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Dalam rangka mewujudkan percepatan penurunan stunting hingga di level desa, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan 19 Perguruan Tinggi di Jawa Timur menggagas konsep Desa EMAS.
Saat ini telah dikirim 540 mahasiswa dari berbagai PT ke 180 desa lokus stunting di 18 Kabupaten/Kota se Jawa Timur sejak bulan Agustus hingga Desember 2022.
Siti R Nadhiroh, selaku koordinator program Desa EMAS mengatakan bahwa, kata EMAS merupakan singkatan dari Eliminasi Stunting. Dimana memiliki harapan desa desa yang menjadi lokasi program mampu mewujudkan diri menjadi desa EMAS melalui pendampingan.
“Adapun Desa EMAS untuk langkah perwujudannya melalui pendekatan 5 pilar,” kata Siti disela sela diseminasi hasil Desa EMAS di ASEEC Kampus B Unair, Senin, (12/12/22).
Menurut Siti kelima pilar tersebut diantaranya, pertama, Penguatan komitmen dan visi kepemimpinan pemerintah daerah hingga desa. Kedua, Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Ketiga, Peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Keempat, Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat desa. Dan kelima, Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi.
Adapun konsorsium PT terdiri dari Unair Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Brawijaya, UPN Surabaya, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Jember, Poltekkes Kemenkes Surabaya, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Universitas Trunojoyo Madura, Poltekkes Kemenkes Malang, Universitas Darul Ulum Jombang, Universitas Nahdatul Ulama Surabaya, Universitas Surabaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Surabaya, Universitas Muhammadiyah Gresik, Universitas Islam Malang, STKIP PGRI Pacitan, Politeknik Negeri Madura dan Universitas Ciputra Surabaya.
Sedangkan 18 Kabupaten/Kota yang menjadi lokasi untuk 180 Desa/kampung Emas, antara lain: Surabaya, Bangkalan, Sumenep, Pamekasan, Kab. Mojokerto, Kab. Jombang, Kab Pasuruan, Kab Nganjuk, Kab Bondowoso, Kab Bojonegoro, Kab Malang, Kota Malang, Kab Tuban, Kab Pacitan, Jember, Lumajang, Gresik dan Kab Probolinggo.
Nadhiroh Dosen Gizi FKM Unair menambahkan, untuk pemilihan Kabupaten/Kota tersebut didasarkan hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, dimana prevalensi stunting nya masih diatas 20%.
Sementara itu, dalam kesempatan launching Desa EMAS saat Dies Natalis Unair lalu, Gubernur Jawa Timur Khofifah menyambut baik program tersebut. Menurutnya, ini adalah hal yang sangat strategis diinisiasi Universitas Airlangga dan konsorsium 19 perguruan tinggi di Jawa Timur, program yang sangat mulia untuk menurunkan stunting. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Dwito