Bosan Karena #dirumahaja, Coba Ikuti Tips Menarik Bertanam Melon Hidroponik

SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Mungkin solusi atau tips menarik yang diberikan oleh dosen Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bisa diterapkan untuk menghilangkan rasa bosan dan jenuh karena #dirumahaja.

Kali ini, Dosen Kimia Analitik Unair, Dr. rer. Nat. Ganden Supriyanto, M.Sc. memberikan tips cara berkebun melon hidroponik dengan teknik dutch bucket yang tidak membutuhkan lahan yang luas.

Dr. rer. Nat. Ganden Supriyanto mengatakan bahwa, bagi sebagian orang, lama berdiam diri di rumah pada masa pandemi tentu membosankan. Namun, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengusir kejenuhan. Salah satunya menjalani hobi bertanam secara hidroponik.

“Bisa dikatakan ini adalah kreativitas yang muncul karena terpaksa. Karena pandemi covid-19 ini akhirnya saya cukup punya sedikit waktu untuk melakukan hal-hal positif seperti ini,” kata Ganden saat dihubungi Kamis, (18/06/20).

Teknik bertanam ducth bucket, lanjut dosen lulusan S3 Chemie und Pharmazie FU Berlin, Jerman ini cukup mudah. Setidaknya diperlukan wadah bekas es krim volume delapan liter sebagai bucket; net pot dan hidroton sebagai media tanam; ajustable drip untuk mengatur aliran nutrisi; serta wadah yang lebih besar sebagai container nutrisi.

“Selain itu, juga diperlukan konstruksi untuk menopang batang melon. Selanjutnya, wadah bekas es krim dilubangi pada bagian tutupnya dengan diameter 10 cm. Tujuannya untuk meletakkan net pot berdiameter 12 cm,” terangnya.

Kemudian net pot diberi hidroton dan dialiri cairan nutrisi dari container menggunakan pompa celup. Cairan nutrisi dapat diberikan melalui media paralon 1/2 inchi yang dihubungkan ke pipa HDPE 7mm yang telah dipasang ajustable drip.

“Saya pakai hidroton karena materialnya ringan berpori dan dibuat dari tanah lempung yang dibakar, sehingga mampu menyerap air maupun nutrisi setiap saat selama 24 jam,” paparnya.

Baca Juga  Perpustakaan UK Petra Raih Penghargaan Gemilang Perpusnas 2021

Pada sistem dutch bucket, sisa nutrisi akan tertampung di bagian bawah bucket. Sehingga dapat menyuplai nutrisi akar melon yang memanjang. Sedangkan, bagian samping bucket juga dilubangi untuk mengalirkan sisa nutrisi ke dalam container.

“Banyak kelebihan bertanam secara hidroponik. Selain tidak memerlukan lahan yang luas, biaya pembangunan konstruksi terbilang cukup murah. Biaya bahan konstruksi hidroponik untuk 30 batang melon kira kira Rp1,2 juta. Itu terbuat dari baja ringan yang tahan karat,” ungkap Ganden.

Apabila ditekuni, bertanam secara hidroponik dapat menjadi lahan bisnis yang menjanjikan. Dalam waktu 2 tanam siklus saja, modal sudah kembali.

“Tapi kalau saya tidak mengejar hasil materialnya, saya mengejar hasil kebahagiaannya. Meningkatkan antibodi kan salah satunya harus selalu bahagia,” pungkasnya. (*)

  • Pewarta : Tulus W
  • Foto : Istimewa
  • Penerbit : Dwito

You may also like...