Dosen ITS Menjadi Anggota Ilmuwan Muda Dunia

SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Indonesia patut berbangga hati atas prestasi yang ditorehkan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Pasalnya, meskipun dalam pendemi Covid-19 sivitas akademika ITS mampu menorehkan prestasi gemilang di tingkat internasional.

Prestasi kali ini datang dari dosen Departemen Kimia ITS, Sri Fatmawati Ssi MSc PhD yang berhasil mendapatkan kehormatan untuk bergabung menjadi anggota akademi internasional bergengsi yaitu Global Young Academy (GYA).

GYA merupakan akademi ilmu pengetahuan ilmuwan muda di seluruh dunia yang bertujuan sebagai wadah kolaborasi dan dialog internasional. Tahun ini, 40 anggota baru yang berasal dari 30 negara terpilih menjadi anggota GYA. Menariknya, dosen yang kerap disapa Fatma ini merupakan satu-satunya anggota GYA 2020 yang berasal dari Indonesia.

Sri Fatmawati Ssi MSc PhD mengungkapkan, bahwa, untuk menjadi salah satu anggota GYA, harus melewati perjalanan panjang dan seleksi yang sangat ketat. Pasalnya, GYA benar-benar menjaring ilmuwan yang memiliki expertise atau keahlian yang baik.

“Untuk menjadi anggota GYA memang tak mudah, mereka (GYA, red) perlu melihat latar belakang dan rekam jejak kita di bidang ilmu pengetahuan,” ucap Fatma melalui rilisnya, Rabu, (22/04/20).

Tak hanya pengalaman dalam riset, lanjut perempuan berkacamata tersebut, rekam jejak yang dimaksud adalah kontribusi kepada masyarakat, keaktifan anggota di bidang ilmu pengetahuan, visi misi yang dimiliki, serta bagaimana cara mereka mentransfer ilmu yang dimiliki kepada publik.

“Selain itu, meski usia tak sepenuhnya menjadi patokan, namun anggota GYA harus memiliki gelar doktor dalam kurun waktu tiga sampai 10 tahun,” imbuhnya menjelaskan.

GYA sangat mengapresiasi karya paper dan kolaborasi yang telah dibuat dengan beberapa negara lainnya. Dan Fatma bersyukur berhasil berkolaborasi dengan beberapa negara di antaranya Jepang, Prancis, dan Malaysia.

Baca Juga  Tingkatkan Kepedulian Lingkungan, SDN Tandes Kidul 1 Gelar Acara Inovasi Pelajar

Fatma sendiri diketahui telah berhasil menulis sebanyak 30 paper dan 20 penelitian. Atas kerja keras dan prestasi mengagumkan yang dimiliki, ia dinilai layak menjadi bagian dari GYA dan rencananya akan dilantik pada Juni 2020 mendatang di Jerman.

“Menjadi anggota baru GYA, memberikan kehormatan bagi saya karena dapat berkomunikasi dengan ilmuwan hebat di penjuru dunia,” terangnya.

Perempuan yang juga menjabat sebagai Presiden Organization for Women in Science for the Developing World (OWSD) Indonesia ini juga menjelaskan, kegiatan yang akan ia lakukan setelah menjadi anggota GYA ini adalah mengadakan annual general meeting dan rencananya akan digelar di India, 9-12 Juni mendatang. (*)

  • Pewarta: Tulus W
  • Photo : Istimewa
  • Penerbit : Dwito

You may also like...