Geliat Airlangga Terus Lakukan Upaya Pencegahan Kematian Ibu dan Bayi

SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi yang terjadi di Jawa Timur menuntut usaha keras dari semua pihak dalam melaksanakan perannya agar Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dapat dicegah.

Hal ini yang terus dilakukan Geliat Airlangga untuk melakukan perannya dengan mengadakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Organisasi Profesi dalam Triple Eliminasi pada Selasa, (19/11/24) di Ibis Surabaya.

Sebagai upaya optimalisasi implementasi Triple Eliminasi, Geliat Airlangga berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur akan melaksanakan serangkaian kegiatan untuk peningkatan kapasitas dalam layanan Triple Eliminasi di 6 Kabupaten dampingan yaitu Kabupaten Sampang, Sidoarjo, Tuban, Gresik, Malang dan Nganjuk

FOTO : TULUS Cici pemateri dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim memaparkan 3 langkah triple eliminasi

dr. Yati Suparyati mentor Geliat Airlangga menyampaikan bahwa, Triple eliminasi yang dimaksud yakni mencegah terjadinya penularan hepatitis B, HIV Aids dan Sifilis ke ibu dan anak. Sehingga angka kematian ibu dan bayi (AKI AKB) bisa ditekan.

“UNAIR dan UNICEF Indonesia berkomitmen mendukung berbagai upaya kesehatan ibu dan anak salah satunya melalui program Triple Eliminasi,” kata dr. Yati.

Menurut dr. Yati, penularan hepatitis B dari ibu yang terinfeksi kepada anak merupakan salah satu penyebab tingginya prevalensi hepatitis B di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi hepatitis B (HBsAg) secara umum sebesar 7,1% atau setara sekitar 18 juta penduduk Indonesia.

Bayi yang terinfeksi virus hepatitis B memiliki risiko lebih dari 90%-95% berkembang menjadi hepatitis B kronis. Sementara yang terinfeksi setelah usia 5 tahun jarang mengalami infeksi kronis. Oleh karena itu, transmisi vertikal atau dari orang tua ke anak berkontribusi sekitar 50% dari beban penyakit hepatitis B secara global (Kemenkes, 2023).

“HIV, sifilis dan hepatitis B memiliki persamaan pola penularan. Oleh karena itu, upaya eliminasi transmisi vertikal dilakukan bersamaan dalam paket pelayanan antenatal terpadu agar efektif, efisien dan cost effective (ekonomis),” terangnya.

Baca Juga  Gandeng Media dan Influencer, BKMP Unair Cegah KLB Polio di Jatim

Triple Eliminasi adalah program upaya untuk mengeliminasi infeksi tiga penyakit menular langsung dari ibu ke anak yaitu infeksi HIV/AIDS, Sifilis dan Hepatitis B yang terintegrasi langsung dalam program Kesehatan ibu dan anak (Kemenkes RI, 2019).

Namun dalam pelaksanaanya masih terdapat beberapa kendala. Peran institusi pendidikan juga sangat diperlukan dalam mendukung upaya pencegahan penularan dari ibu ke anak. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, sebagai salah satu institusi Pendidikan turut memberikan kontribusi dalam upaya pencegahan penularan dari ibu ke anak (PPIA).

Dalam kesempatan tersebut, hadir narasumber yaitu Cici Kasi KGM (Kesehatan Gizi Masyarakat) Dinas Kesehatan Provinsi Jatim yang memaparkan 3 langkah triple eliminasi dengan ANC. Pertama cara pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi .

Sedangkan, dr. Rahmat Hargono menambahkan, Geliat Airlangga dan UNICEF juga sudah menerjunkan ribuan mahasiswa dalam pengawasan dan pemantauan ibu hamil. Mulai dari kehamilan, kelahiran dan kesehatan bayinya.

“Hal ini penting dilakukan untuk menekan angka kematian. Saat ini angka kematian ibu dan bayi sudah melandai. Namun demikian upaya terus dilakukan untuk mengeliminasi adanya penularan HIV, Hepatitis B dan Sifilis,” ungkap dr. Rahmat.

Melalui kegiatan ini, Geliat Airlangga berharap dapat meningkatkan dan memperbaharui pengetahuan tentang konsep, kebijakan, strategi dan peran organisasi profesi dalam triple eliminasi. Serta, meningkatkan dan meperbaharui pengetahuan organisasi profesi dalam tatalaksana HIV, Sifilis, dan Hepatitis B juga tatalaksana triple eliminasi bagi ibu hamil dan bayi (*)

  • Pewarta : Tulus Widodo
  • Foto : Tulus
  • Penerbit : Dwito

You may also like...