Metatherapy Inovasi Mahasiswa ITS Berikan Kemudahan Pasien Menjalankan Terapi

SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Berkat ide solutif menciptakan inovasi metode terapi rehabilitasi bernama Metatherapy, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil meraih medali perak dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2022.

Mahasiswa penggagas inovasi Metatherapy tersebut dari Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Video Gagasan Konstruktif (VGK) ITS yang terdiri dari Epindonta Ginting, Galih Sukma Adjie, Rizqullah Irwanto, Izzah Awwalin, dan Akila Kumalasari.

Ketua Tim, Epindonta Ginting, mengaku bangga dan senang ide serta gagasan menciptakan metode terapi rehabilitasi yang diintegrasikan dengan teknologi metaverse untuk pasien pasca-amputasi meraih medali perak di ajang Pimnas 2022.

“Terapi rehabilitasi merupakan metode pengobatan pasien untuk mengembalikan fungsi tubuh yang mengalami cedera atau sudah teramputasi. Terapi ini dilakukan secara rutin selama enam bulan dengan menggerakan anggota tubuh yang tidak diamputasi,” kata Ginting, Senin, (02/01/23).

Namun, lanjut Ginting, terapi ini dinilai masih kurang efektif karena mengharuskan pasien datang ke rumah sakit sehingga membuat pasien jenuh. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut, dirinya bersama tim berinovasi menciptakan metode terapi rehabilitasi yang diintegrasikan dengan teknologi metaverse.

“Sehingga, mempermudah pasien. Para pasien akan menjalani terapi rehabilitasi dengan dokter secara virtual melalui metaverse tersebut. Dengan begitu, para pasien tidak perlu harus datang ke rumah sakit menjalani rehabilitasi, Dalam inovasi kami, rehabilitasi dikhususkan untuk pasien pasca-amputasi tubuh bagian atas,” terangnya.

Ginting memaparkan, awalnya pasien akan bertemu dengan dokter secara virtual pada metaverse menggunakan kacamata virtual reality (VR). Dilanjutkan, pasien akan menggerakan lengan atau anggota tubuh yang tidak diamputasi untuk mengukur sinyal saraf dan respon gerakan otot menggunakan alat Electromyography (EMG). Nantinya, sinyal saraf dan gerakan otot tersebut akan divisualisasikan secara virtual dengan alat Motion Tracking.

Terapi rehabilitasi dengan metode virtual ini dinilai memiliki efektivitas lebih tinggi dibandingkan metode yang lama. Karena, terapi ini mampu memvisualisasikan gerakan otot lengan serta gerakan lain secara akurat. Sehingga, mampu mempercepat rehabilitasi pasien.

Baca Juga  Semarakkan Hardiknas 2024, UNESA Tampilkan 2.192 Karya Mahasiswa dan Dosen

Mahasiswa Departemen Teknik Mesin ini membeberkan alasannya menggunakan metaverse dalam inovasi tersebut. Menurutnya, dalam dunia virtual metaverse, para pasien bisa mendapatkan sensasi menggunakan tangan sungguhan agar mampu mempercepat proses pemulihan. Selain itu, para pasien dan dokter bisa saling berinteraksi dan aktif bergerak, sehingga diyakini dapat meningkatkan efektivitas terapi rehabilitasi.

“Semoga, inovasi kami ini dapat terealisasikan agar mampu memberikan kemudahan rehabilitasi bagi pasien pasca-amputasi nantinya,” ungkap Ginting. (*)

  • Pewarta : Tulus w
  • Foto : Istimewa
  • Penerbit : Dwito

You may also like...