Pakar UNAIR : Hand Sanitizer Bisa Dibuat Sendiri, Asalkan Sesuai Ketentuan
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Semakin banyak masyarakat berbondong bondong membuat Hand Sanitizer sendiri dikarenakan langka dan mahalnya produk tersebut sebagai salah satu alat perlindungan diri dari penyebaran Virus Corona (COVID-19).
Melihat kondisi tersebut, Dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (FF UNAIR) Dr. Retno Sari, M.Sc., Apt menghimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati hati dalam membuat Hand Sanitizer sendiri.
“Hand Sanitizer bisa dibuat sendiri asalkan sesuai dengan ketentuan. Dan, perlu diperhatikan masalah keamanan dari bahan yang digunakan,” kata Dr. Retno melalui rilis resminya di Unair beberapa waktu lalu.
“Karena, Hand sanitizer merupakan cairan yang mengandung bahan disinfektan untuk kulit atau antiseptik yang dapat mengurangi mikroorganisme pada tangan,” tambahnya.
Dr. Retno menjelaskan, terdapat berbagai bahan antiseptik yang dapat digunakan untuk membuat produk hand sanitizer. Contohnya adalah Etanol 65-70% atau isopropil alkohol dengan kadar 70-80 %, Klorheksidin glukonat dengan kadar 0,5-0,75% dan Triklosan dengan kadar 0,2-2%.
Sedangkan, bahan alkohol yang banyak digunakan adalah etanol dengan kadar efektif 60-80%. Artinya, pada kadar tersebut kemampuan untuk mematikan mikroorganisme adalah yang paling tinggi.
Etanol merupakan pelarut organik, dimana bahan tersebut dapat juga melarutkan lapisan sebum atau lemak ditangan yang berfungsi melindungi tangan. Sehingga, pada formula pembuatan hand sanitizer perlu ditambahkan bahan pelembab seperti gliserin dan aloe vera.
“Pembuatan hand sanitizer sendiri selama mengikuti panduan yang ada dan hanya digunakan untuk sendiri, tidak diperjualbelikan, tidak masalah,” terangnya.
Terdapat beberapa formula yang tersebar di dunia maya terkait penambahan essensial oil pada proses pembuatan hand sanitizer. Menanggapi hal tersebut, menurut Retno penambahan essensial oil memang bisa digunakan untuk menutupi bau etanol atau membuat bau hand sanitizer menjadi lebih nyaman.
“Namun, perlu diperhatikan apakah essensial oil tersebut bisa tercampur dengan bahan-bahan lain dan bagaimana cara mencampurkannya,” tegasnya.
Retno melanjutnya, penggunaan essensial oil biasanya hanya beberapa tetes. Penambahan bahan lain dalam jumlah banyak ke dalam etanol 70% dapat menurunkan efektivitasnya. Namun jika penambahan bahan-bahan tersebut sudah diperhitungkan dari awal, maka tidak akan mengubah kadar etanolnya. Selain itu, apabila diberi campuran lain, bahan baku etanol yang biasanya digunakan adalah etanol 96-98%. Etanol mempunyai aktivitas baik untuk disinfeksi bakteri, jamur dan virus. Tidak spesifik Virus Corona (SARS-Cov-2).
Pada situasi saat ini dimana masyarakat dihimbau untuk melakukan physical distancing dan work from home, Retno menganjurkan agar masyarakat mencuci tangan menggunakan sabun dengan benar dibanding menggunakan hand sanitizer. Hal tersebut karena langkah cuci tangan dengan sabun lebih efektif menghilangkan kotoran dan mikroorganisme dibanding hand sanitizer.
Penggunaan hand sanitizer disarankan untuk kondisi tangah bersih atau tidak ada kotoran. Apabila tidak terdapat sabun dan fasilitas cuci tangan seperti kran dan air mengalir, maka etanol 65 – 80% efektif sebagai disinfektan untuk menghilangkan bakteri, jamur dan virus. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Potograper : Istimewa
- Penerbit : Dwito