
SEAQIL Talks Ajang Meningkatkan Literasi di Kancah Asia Tenggara
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Dalam rangka meningkatkan bahasa dan literasi di kancah Asia Tenggara, SEAMED QITEP in Language (SEAQIL) berkolaborasi dengan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengadakan kegiatan bertajuk SEAQIL Talks.
Kegiatan SEAQIL Talks yang diadakan pada Rabu, (10/09/25) di Hotel Sheraton Surabaya ini dihadiri oleh Anggota Dewan Pembina dari 11 negara, Tenaga Kependidikan (Tendik), Guru Pengajar dan Mahasiswa Unesa.
Direktur SEAQIL, Dr. Brian Arieska Pranata mengatakan bahwa, literasi yang kuat dibangun melalui kolaborasi yang solid. Oleh karena itu, melalui SEAQIL Talks bersama UNESA diharapkan dapat meningkatkan literasi di kancah Asia Tenggara.

“Sedangkan, dampak kegiatan SEAQIL Talk bagi akademisi UNESA bisa memberikan penguatan kepada mahasiswa tentang pendidikan bahasa dan literasi di Asia Tenggara,” ucap Dr Brian, Rabu, (10/09/25).
Menariknya, di kegiatan SEAQIL Talk ini menghadirkan narasumber pakar pendidikan bahasa dari berbagai negara mitra SEAMEO dalam sebuah diskusi akademik yang berfokus pada isu bahasa dan literasi di kawasan Asia Tenggara.
Ditempat yang sama, Wakil Rektor UNESA Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Alumni, Dr. Martadi, M. Sn., menyebutkan, SEAQIL Talks bersama Unesa mempunyai peran strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia unggul untuk mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045.
“Dengan cara meningkatkan kualitas guru secara penuh, tidak hanya dalam aspek pedagogik dan penguasaan konten, tetapi juga literasi digital,” terang Martadi.
Menurut Martadi, SEAQIL Talks ini dapat mendukung kualitas pendidikan di UNESA dengan sharing informasi bersama pakar international serta mendukung pencapaian SDGs. Terlebih lagi, pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan untuk memprioritaskan mengajarkan bahasa Indonesia,
Dengan pengajaran yang konsisten di semua jenjang pendidikan, bahasa Indonesia berhasil mengatasi keragaman bahasa daerah sekaligus memperkuat identitas nasional. Pendekatan ini dapat menjadi inspirasi bagi negara lain yang menghadapi tantangan serupa dalam konteks multibahasa.
Sementara itu, pada sesi kedua, Dosen UNESA Dr. Much Khoiri, M.Si., memaparkan bahwa, literasi dalam bentuk tulisan kreatif dapat menjadi media pemberdayaan siswa. Karena, ketika memberdayakan siswa melalui tulisan kreatif, itu artinya memberi mereka lebih dari sekadar keterampilan.
“Anda memberi mereka suara, yakni kepercayaan diri untuk mengungkapkan, juga memberi alat untuk memproses emosi dan pengalaman, serta senjata untuk menantang stereotip, menulis ulang narasi yang dipaksakan, dan mendefinisikan diri mereka dengan cara mereka sendiri,” pungkas Dr Khoiri.
Dalam kesempatan tersebut, penulis puluhan buku ini juga memberikan motivasi yang mendorong peserta untuk lebih meningkatkan literasi, “We learn, we write, we share” dan “Never die before create a book”. (*)
- Pewarta : Tulus Widodo
- Foto : Tulus
- Penerbit : Rizal IT