Smamda Surabaya Ajak Siswa Belajar Tata Cara Pemulasaran Jenazah
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Dalam rangka mengenalkan pentingnya memahami tata cara merawat jenazah dengan baik dan benar, SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya mengajak siswa siswi mengikuti kegiatan pemulasaran jenazah.
Kegiatan pemulasaran jenazah yang dilaksanakan para siswa kelas XII pada Senin, (25/03/24) di Basement Smamda Surabaya tersebut dalam rangka menyambut Ramadan Mubarak.
Menariknya, tidak hanya siswa Smamda Surabaya saja yang mengikuti kegiatan pemulasaran jenazah akan tetapi juga ada 7 siswa asing program Rotary Youth Exchange turut berpartisipasi mengikuti proses perawatan jenazah secara islami.
Kepala Sekolah Smamda Suarabaya, Astajab,S.Pd, M.M mengatakan bahwa, kegiatan ini sangat penting untuk dipahami dan dipelajari sejak dini oleh para siswa. Agar, nantinya apabila ada keluaraga atau orang tua yang meninggal sudah bisa diurus sendiri dengan baik.
“Selain itu, kegiatan pelatihan pemulasaran jenazah ini juga sebagai bentuk penanaman nilai keislaman terhadap para siswa. Kelak nantinya, sudah tidak lagi merasa takut dan kebingungan apabila ada sanak saudara yang meninggal,” ucap Ustad Astajab, Senin, (25/03/24).
Menggunakan alat peraga boneka yang mirip manusia, lanjut Ustad Astajab, para siswa diajarkan praktek secara langsung tata cara pemulasaran jenazah mulai memandikan, mengkafani hingga mensholatkan jenazah.
“Kami juga sangat mengapresiasi dan bangga ketika ada siswa exchange yang turut belajar keislaman di Smamda hingga mau belajar proses perawatan jenazah,” terangnya.
Kegiatan Ramadan Mubarak kali ini dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama dengan materi perawatan jenazah iskami yang diikuti 170 siswa pada Senin, (25/03/24). Sedangkan, sesi kedua dengan materi Memanfaatkan Kesempatan Hidup yang diikuti 164 siswi pada Selasa, (26/03/24).
Siswa asing tersebut diantaranya ada Emelie Knaack (German) dan Luka Joonatan Hannula (Finlandia) yang merupakan siswa Smamda Program Rotary Youth Exchange. Sedangkan 5 siswa sekolah lain ada Ofelia Elena Tufo dan Gavin Blake Schumacher (USA), Boet Muireall Mostret (Belanda), Emeline Fany Benedicte (Belgia) dan Cyriaque Rene Marcaud (Perancis).
Luka Joonatan asal Finlandia mengaku heran dan kagum dengan tata cara islam merawat orang meninggal. Meskipun sudah meninggal jenazah tetap dirawat dengan baik dan sepenuh hati. Ini merupakan penghormatan terakhir yang luar biasa.
“Ini kali pertama saya melihat orang meninggal dimandikan lalu dikafani hingga disholatkan dengan penuh kasih sayang. Amazing,” ungkap Luka kagum.
Berbeda halnya seperti yang dirasakan Ahmad (17) siswa kelas XII Smamda yang mengaku awalnya ketakutan meskipun menggunakan alat peraga boneka. Karena, dirinya mengaku takut melihat orang meninggal.
“Melihat orang meninggal sering. Tapi, kalau sampai menyentuh hingga memandikan tidak pernah dan ini pelajaran pertama kali buat saya. Seru, merinfing tapi pengalaman yang luar biasa. Dan semoga ini bisa menjadi manfaat besar kelak nanti,” kata Ahmad. (*)
- Pewarta : Tulus Widodo
- Foto : Tulus
- Penerbit : Dwito