Tips Terhindar Dari Pelecehan Seksual di Media Sosial

SURABAYA_WARTAINDONESIA – Kasus pelecehan seksual sekarang ini tidak hanya terjadi di dunia nyata saja. Namun, di era digital pelecehan seksual juga kerap terjadi. Oleh karena itu, pentingnya masyarakat menggunakan Media Sosial (Medsos) secara bijak.

Untuk menghindari adanya perlakuan tersebut, Pakar Kajian Media Studies Universitas Airlangga (Unair) Prof.Rachmah Ida Ph.D memberikan beberapa tips yang dapat dilakukan saat masuk dalam dunia realitas maya.

 Prof.Rachmah Ida Ph.D menjelaskan bahwa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar terhindar dari tindakan pelecehan seksual. Pertama, pengguna medsos harus pahami space dan budaya platform terlebih dahulu. Termasuk memahami peraturan privasi dan keamanannya.

“Sebaiknya paham betul dalam space itu karakternya seperti apa. Misalnya SimCity atau game, harus pelajari term of reference dan disclaimer-nya, jika sudah menyetujui berarti sudah terikat hukum yang dibuat oleh perusahaan pembuatnya,” kata Prof. Rachmah, Senin, (07/02/22).

Kedua, lanjut Pakar Kajuan Media Unair, kenali daerah komunitas. Dimana, dunia realitas maya merupakan dunia yang luas seperti dunia nyata. Disini juga terdapat banyak daerah-daerah yang ditempati oleh komunitas tertentu. Untuk itu, perlu adanya perhatian dan pengetahuan khusus untuk menjelajah sebuah tempat.

Ketiga, menyadari dunia maya berbeda dengan realita. Dalam memasuki sebuah media, ada baiknya untuk memahami budaya dan cara kerja dari platform tersebut. Disebutkan bahwa setiap media memiliki budayanya sendiri, juga budaya realita dan virtual yang memiliki perbedaan budaya.

“Jika sudah bermain, pastikan kita sadar dan paham kalau dunia yang kita mainkan ini adalah dunia maya,” terangnya.

Prof Rachmah Ida mengungkap, banyak kejahatan maya yang terjadi karena kelalaian pengguna yang tidak dapat membedakan realita dengan dunia maya. Pengguna virtual reality yang disebutnya sebagai ghostwild tidak diketahui identitasnya.

Baca Juga  Tingkatkan Herd Immunity, Siswa SMP Al Falah Deltasari Ikuti Vaksinasi Dosis Kedua

“Karena sifatnya yang liar dan anonim, jadi kita sudah tidak tahu identitas sesungguhnya yang bermain di belakang avatar,” ungkap Prof. Ida.

Dihimbau juga bahwa, semua media tidak terlepas dari adanya kemungkinan kejahatan. Untuk itu sebagai pengguna, lebih baik membekali diri dengan pengetahuan untuk menghindari terkena adanya kejahatan di media utamanya dalam realitas maya. (*)

  • Pewarta : Tulus W
  • Foto : Istimewa (halodok)
  • Penerbit : Dwito

You may also like...