Kemendikbudristek Gelar Kongres Kebudayaan Indonesia 2023
JAKARTA_WARTAINDONESIA.co – Bidang kebudayaan dapat berkontribusi dalam persoalan pelestarian lingkungan. Untuk itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menggelar Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) dan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023 secara bersamaan.
Mengusung tema “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan”, Kemendikbudristek menyiratkan makna atas relevansi setiap aksi berkesenian dan berkebudayaan dengan tetap mengakar pada nilai-nilai budaya serta kearifan lokal.
Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud), Kemendikbudristek, Hilmar Farid, mengatakan bahwa, tema tahun ini semakin relevan terkait urgensi perhatian masyarakat terhadap keselamatan bumi.
“Seniman tidak saja berbicara tentang lingkungan, tapi kita ingin menggali sumber daya yang digunakan oleh masyarakat dalam bentuk pengetahuan lokal maupun ekspresi budaya dengan konsep lumbung,” ucap Hilmar dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB), Kamis, (12/10/23).
Menurut Hilmar, Kongres Kebudayaan merupakan kegiatan lima tahunan. Sedangkan, PKN yang digelar setiap dua tahun sekali adalah sebuah platform aksi kebudayaan. Dimana, momen pentingnya akan dilaksanakan pada 20-29 Oktober 2023 mendatang.
Sementara itu, Kongres Kebudayaan akan banyak mengevaluasi pelaksanakan kebijakan dari bidang kebudayaan selama lima tahun seperti capaian dan hambatan dalam kurun waktu tersebut. Tahun 2023 ini akan merumuskan dokumen rencana induk kemajuan kebudayaan yang diatur dalam undang-undang.
Dewan Kurator PKN, Ibe Karyanto, menjelaskan bahwa, Pekan Kebudayaan Nasional kali ini mengangkat konsep lumbung sebagai langkah kerja dalam kegiatannya. Pendekatan lumbung digunakan sebagai simbol kekuatan kolektif.
“Maka dari itu, tugas dewan kurator bukan hanya menyeleksi tapi juga menjaga nilai-nilai yang ada dalam lumbung tersebut,” terang Ibe.
“Ada banyak nilai di dalam konsep lumbung seperti kolaborasi, saling berbagi, hemat, ramah lingkungan, dan kegembiraan. Kemudian, tugas dewan kurator membangun jejaring karena persoalan kebudayaan bukan perkara individu, ini harus menjadi milik bersama,” sambungnya.
Melalui PKN dan KKI, Dirjenbud berharap penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Nasional dan Kongres Kebudayaan dapat meningkatkan semangat pertukaran.
Dari data yang dihimpun Kemendikbudristek, kurang lebih ada sekitar 700 seniman, 600 komunitas, lebih dari 1.000 pelaku budaya, dan ada 223 titik residensi yang ikut serta dalam proses PKN.
Pekan Kebudayaan Nasional tidak hanya mengangkat budaya ke Jakarta juga semangat berkolaborasi dan kolektivitas pelaku seni budaya. Mereka yang terlibat dalam PKN tidak hanya menghidupi kegiatan-kegiatan budaya, tetapi pelaku budaya yang berani melakukan pengembangan sesuatu yang telah ada terutama dalam konteks kekinian.
Selain itu, penyelenggaraan PKN dan KKI diharapkan dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Kebudayaan.
“Melalui KKI, diharapkan banyak manfaat yang bisa diambil para seniman maupun masyarakat luas,” pungkas Hilmar Farid. (*)
- Pewarta : Angga
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Dwito