BI Konsisten Terus Mendukung Kemajuan Perekonomian UMKM Jawa Timur

SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Meskipun dalam masa pandemi Bank Indonesia konsisten berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dalam rangka meningkatkan kemajuan perekonomian para UMKM Jawa Timur melalui program webinar NGOPI (Ngobrol Online Inspiratif).

Kali ini, Webinar NGOPI Vol.19 bertajuk “Eksotisme Batik Indonesia” yang diikuti sekitar 247 peserta pada Rabu, 14 Oktober 2020 BI menghadirkan narasumber istimewa yaitu, Designer Batik Banyuwangi, Isyam Syamsi, Owner Tas Batik, Wulan Gandanegara dan Owner Hello Batik, Hilda Susanto.

Difi A. Johansyah, Kepala KPw BI Prov. Jatim menyampaikan bahwa, program NGOPI ini merupakan bentuk komitmen Bank Indonesia KPw Jatim untuk terus memberikan dukungan kepada para pelaku usaha di Jawa Timur. Terlebih, dalam menghadapi era New Normal.

“NGOPI Vol. 19 kali ini BI mencoba membahas terkait Eksotisme Batik Indonesia. Karena, hingga saat ini batik masih menjadi pilihan bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara,” ucap Difi melalui webinar, Rabu, (14/10/20).

“Apalagi, di era milenial sekarang ini batik Indonesia menjadi tren. Tidak saja melekat pada pakaian namun juga pada akesoris fashion lainnya. Sehingga, batik bisa menjadi bisnis yang menjanjikan bagi UMKM asalkan bisa dikemas dan dikembangkan dengan cara yang lebih menarik dengan memanfaatkan dunia digital,” imbuhnya.

Difi juga berharap, pelaku UMKM khususnya dibidang batik terus optimis dan bisa naik kelas dengan mengikuti tren di era milenial agar dunia usaha terus berjalan lancar dan perekonomian bisa kembali pulih.

Dalam kesempatan NGOPI Vol. 16 ini para narasumber memberikan banyak informasi dan inovasi baru serta motivasi kepara para peserta webinar. Seperti, Isyam Syamsi, Fashion Designer Banyuwangi ini menceritakan bahwa, batik Banyuwangi dikenal hingga di mancanegara karena para designer menggandeng UMKM lokal untuk mempublish batik-batik Banyuwangi yang belum banyak dikenal orang.

Baca Juga  Fesyar 2021 Cara BI Dukung Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia

Selama 5 tahun berkarya, Isyam masih konsisten menggunakan batik Banyuwangi karena motif dan warnanya masih baru didunia perbatikan di ranah air Indonesia. Hampir seluruh designer di Indonesia memperkenalkan batik-batik yang menggunakan pewarna alam karena selain warnanya lebih natural, juga tidak ada efek yang membahayakan (tidak mengandung bahan kimia).

Berbeda dengan Wulan Gandanegara yang merupakan owner Tas Batik “Bag WG” menuturkan bisnis tas batik berawal dari kecintaan terhadap batik dan belum pernah menjumpai tas batik yang cantik. Kemudian, Wulan memiliki ide untuk membuat tas batik dengan model yang cantik dan elegan.

Sejak 2016 Wulan sudah berhasil menghasilkan karya berupa tas premium batik. Meskipun pamdemi, Wulan tidak menyerah begitu saja. Demi meningkatkan karya, Bag WG melakukan diversifikasi produk yaitu dengan membuat beberapa aksesoris lainnya seperti masker, scraf, twili, sampai dengan baju.

Prospek bisnis yang sangat besar dan memiliki nilai jual yang tinggi, membuat Wulan gencar untuk menduniakan batik dengan berbagai produk terutama burupa tas luxury batik yang dibuat dari beberapa kain wasra nusantara (seperti songket, tenun, batik, dll). Segmen pasar yang disasar adalah seluruh segmen agar dapat terwujud apa visi dan misi WG sendiri.

Hal senada juga disampaikan Hilda Sutanto selaku  Owner Hello Batik. Dirinya menyebutkan bahwa, memiliki bisnis batik tidak selalu butuh modal yang besar. Siapapun bisa memiliki bisnis batik walaupun dari rumah.

Dinamakan Hello batik karena tujuan dari owner adalah mengajak semua orang untuk kenalan dengan batik. Dimulai pada tahun 2012 yang menginginkan bisnis dari rumah, Hilda merintis usahanya melalui online (dropship). Serta segmen pasar ditujukan ke semua orang penggemar fashion dan pecinta batik yang dikemas menjadi lebih trendy dan dengan model yang up to date dan nyaman dipakai.

Baca Juga  SATU Indonesia Awards 2021, Bukti Astra Terus Semangat Jaring Anak Muda Inspiratif

Hello batik mempunyai garmen maker di Solo, Surabaya, Pekalongan dan Bandung. Segmentasi pasar dari low to middle, karena harapannya karya dari Hello batik bisa dipakai untuk keseharian, tidak hanya untuk suatu acara tertentu saja. (*)

  • Pewarta : Tulus W
  • Foto : Istimewa
  • Penerbit : Dwito

You may also like...