OJK Optimis Perkembangan Industri Jasa Keuangan tahun 2025 di Jatim Tumbuh Membaik
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis perkembangan industri jasa keuangan tahun 2025 di wilayah Jawa Timur akan terus tumbuh membaik. Hal tersebut dilihat dari pertumbuhan Industri Pasar Modal dengan peningkatan emiten dari Jawa Timur.
Hal tersebut disampaikan Kepala OJK Provinsi Jawa Timur, Yunita Linda Sari dalam kesempatan acara Temu Media 2024 yang diselenggarakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada Kamis, (07/11/24) di Surabaya.
“OJK turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas ekonomi di Jawa Timur. Hingga sampai dengan September 2024 tercatat 53 perusahaan Jawa Timur yang telah go public dengan total dana terhimpun mencapai Rp13,74 Triliun,” kata Yunita Kamis, (07/11/24) di Surabaya.
Menurut Yunita, pada industri perbankan, per September 2024 penghimpunan dana pihak ketiga dan penyaluran kredit tumbuh yoy masing masing sebesar Rp45,2 triliun (6,10%) dan Rp42,7 triliun (7,66%). Risiko kredit terkendali dengan rasio NPL sebesar 3,04%. Rasio permodalan terjaga dengan rasio CAR sebesar 30,27%.
Pada Tahun 2024 OJK menginisiasi Program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan secara masif dan merata di seluruh Indonesia.
“Sedangkan tema GENCARKAN Tahun 2024 yang diusunag adalah “Masyarakat Cerdas Keuangan Menuju Indonesia Emas”,” terangnya.
Untuk meningkatkan literasi dan inklusikeuangan di Jawa Timur, OJK bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) dalam rangka percepatan akses keuangan daerah.
Terkait dengan kegiatan literasi telah dilakukan 640 kegiatan sosialisasi dan edukasi keuangan di 38 kota/kabupaten di Jawa Timur dengan total peserta sebanyak 162.934 orang dari berbagai segmen masyarakat.
“Selain melalui tatap muka, OJK se-Jawa Timur juga mengoptimalkan penggunaan media sosial, yang dapat diakses oleh berbagai kalangan tanpa batasan lokasi dan waktu, melalui penyebaran konten literasi keuangan,” tandasnya.
Optimalisasi berbagai produk simpanan dan kredit/pembiayaan juga dilakukan sebagai bentuk peningkatan inklusi keuangan, antara lain Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif (LAKU PANDAI), Simpanan Pelajar (SIMPEL), Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), dan Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR).
Selain itu, dalam rangka peningkatan inklusi keuangan di wilayah perdesaan, Kantor OJK se-Jawa Timur telah menginisiasi pembentukan Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI), yang saat ini telah memasuki tahap inkubasi, untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada beberapa lokasi antara lain Desa Dolokgede di Kabupaten Bojonegoro, Desa Bejijong di Kabupaten Mojokerto, Desa Krenceng dan Desa Kemloko di Kabupaten Blitar, Desa Gubug Klakah di Kabupaten Malang, dan Desa Peger Kulon di Kabupaten Jember.
Kantor OJK se-Jawa Timur telah membentuk Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS) salah satunya di Pondok Pesantren Darul Ulum, Kabupaten Jombang guna peningkatan inklusi keuangan syariah serta memperluas akses keuangan di lingkungan pondok pesantren.
“Adapun rencana program EPIKS yang akan dilakukan antara lain peningkatan literasi keuangan kepada santri dan pengurus ponpes, optimalisasi KUR syariah, optimalisasi perlindungan program jaminan sosial ketenagakerjaan bagi pekerja Mandiri di sekitar ponpes, dan optimalisasi tabungan pelajar,” ungkap Yunita.
Selama periode Bulan Inklusi Keuangan pada Oktober 2024, OJK Jatim berkolaborasi dengan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Jawa Timur menyelenggarakan Jatim Inclusion Festival 2024 pada 10 – 13 Oktober 2024 di Atrium Tunjungan Plaza 3, Surabaya.
Kegiatan dimaksud dihadiri oleh 2.962 pengunjung serta berhasil membukukan pembukaan rekening sebanyak 1.888 rekening dan total nilai transaksi keuangan sebesar Rp5,01 Miliar.
OJK Jatim juga memandang perlunya sinergi antar pemangku kepentingan untuk menggerakkan roda pembangunan serta pengembangan keuangan inklusif di daerah pedesaan secara massif sehingga perekonomian masyarakat semakin meningkat. (*)
- Pewarta : Tulus Widodo
- Foto : Tulus
- Penerbit : Dwito