Dandang Lontong Berteknologi Karya ITS Tingkatkan Produktifitas UKM
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Turut mendukung peningkatan produktifitas para pelaku Usaha Kecil Menegah (UKM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tidak pernah berhenti melakukan terobosan dan inovasi baru.
Kali ini, melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas), ITS menciptakan dandang lontong berteknologi yang dibutuhkan pelaku UKM . Karena, mampu meningkatkan tiga kali kapasitas sekali produksi.
Dosen Departemen Teknik Mesin Industri (DTMI) ITS Liza Rusdiyana ST MT, dandang lontong pada umumnya hanya berisi 150 – 200 lontong. Namun, dandang lontong berteknologi ini mampu menampung sampai 660 lontong sekali produksinya.
“Dengan menggunakan dandang lontong berteknologi ini meskipun ada pesanan membludak, mereka bisa melayaninya dengan maksimal. Sehingga keuntungan yang didapatkan nantinya pun bisa menjadi lebih besar,” kata Liza, Senin, (04/01/21).
Lebih dari hal itu, lanjut Dosen DTMI ITS ini, dandang tersebut juga mampu meningkatkan daya tahan kualitas dari lontong. Sebelumnya dalam waktu 12 jam saja (lontong) sudah basi, tapi dengan sentuhan teknologi ini bisa bertahan dua sampai tiga hari.
“Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tim, dandang bertekanan tersebut terbukti mampu mematangkan lontong dua jam lebih cepat dari waktu normal yang membutuhkan enam jam lamanya. Hal itu juga berdampak pada penggunaan bahan bakar juga mampu ditekan 50 persen lebih hemat,” terangnya.
Sedangkan, prinsip dari dandang berteknologi ini sebenarnya hanya dengan mengombinasikan dandang biasa dengan sistem presto. Di dalamnya juga terdapat keranjang bersusun supaya lontong tidak mengambang, tetap tersusun rapi dan rapat.
Dibuat bersama dengan tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) DTMI, dandang tersebut dilengkapi dengan pengatur tekanan dan sistem pembuangan air yang mudah. Dengan mengikuti prosedur penggunaannya, ternyata lontong yang dihasilkan dapat memiliki tekstur yang halus.
“Saat ini, dandang berteknologi ini telah diterapkan ke beberapa UKM di daerah Kampung Lontong, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya pada Desember 2020 lalu. Dan, masyarakat yang banyak menjadi produsen lontong tersebut mengaku terbantu dengan adanya dandang berteknologi ini karena bisa meningkatkan pendapatannya,” ungkap Liza. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Dwito